Suara.com - Usai puasa Ramadan, beberapa umat muslim akan melanjutkannya dengan puasa Syawal. Meski sifatnya sunah, ibadah yang dilakukan 6 hari ini dipercaya menjadi penyempurna puasa Ramadan.
Namun, hal ini sering membuat bingung kaum perempuan. Di satu sisi mereka ingin menjalankan ibadah puasa Syawal, namun di sisi lain mereka pun punya utang puasa Ramadan yang harus dibayar. Lantas, mana yang harus didahulukan?
Menjelaskan hal ini, Ustazah Oki Setiana Dewi menjelaskan, bagi perempuan yang ingin menjalankan puasa Syawal, dapat dilakukan dengan berbagai pilihan. Bila memang memiliki utang puasa Ramadan, dianjurkan untuk menggantinya terlebih dahulu.
“Biasanya kalau para akhwat atau perempuan di bulan suci Ramadan mereka punya haid sehingga harus ada diganti puasanya. Maka cepat-cepat ganti karena itu sesuatu yang wajib, jadi teman-teman ganti puasanya,” ucap Oki Setiana Dewi dalam akun Tiktok pribadinya, Selasa (16/4/2024).
Baca Juga: Doa Puasa Syawal dan Senin Kamis: Panduan Niat dan Tata Cara
Setelah qada puasa Ramadan sudah selesai, maka boleh menjalankan ibadah puasa Syawal.
Namun, ada juga beberapa perempuan yang menjalankan puasa Syawal terlebih dahulu.
“Tapi kalau kita lihat mengganti puasa itu adalah sesuatu yang wajib. Jadi kerjakan yang wajib kalau masih ada waktu, kemudian teman-teman bisa melakukan puasa Syawal,” jelasnya.
Meski dianjurkan untuk melakukan puasa wajib terlebih dahulu, Oki Setiana Dewi juga menganjurkan untuk tetap melaksanakan ibadah puasa Syawal karena banyaknya keutamaan yang diberikan.
“Puasa 6 hari bulan Syawal ini sangat penting untuk teman-teman semua, silakan melaksanakan puasa di bulan Syawal. Kata Rasulullah dalam hadis riwayat Muslim ‘barangsiapa yang berpuasa Ramadan kemudian puasa 6 hari di bulan Syawal maka dia berpuasa setahun penuh’, jadi sayang kalau ditinggal puasa Syawal ini,” pungkasnya.
Baca Juga: Puasa Syawal atau Qadha Ramadhan Terlebih Dahulu? Ini Niat dan Aturannya