Suara.com - Merasa malas masuk kerja usai libur lebaran mungkin dirasakan oleh sebagian dari kita. Tapi kalau rasa malas bercampur dengan cemas hingga depresi, normal gak ya?
Menanggapi hal ini, dr. Andri, SpKJ pakar psikosomatik dari RS EMC Alam Sutera, menjelaskan bahwa ada yang disebut sebagai post holiday syndrome. Post holiday syndrome terjadi ketika seseorang mengalami cemas hingga depresi usai liburan.
"Yang disebut post holiday syndrome itu adalah perasaan cemas, depresi, setelah kita melewati masa liburan dan akan kembali lagi ke rutinitas. Misalnya liburan nggak sampai dua minggu, kita setelahnya merasa enggan, males, untuk kerja lagi dan inginnya liburan terus," kata dr Andri saat dihubungi Suara.com.
dr Andri menjelaskan post holiday syndrome bisa terjadi karena mengingat kenangan yang terjadi di tempat wisata. Misalnya, sempat mengunjungi tempat yang sama dengan anggota keluarga yang sudah meninggal atau kekasih yang tak lagi bersama.
Baca Juga: Jangan Sedih! Dokter Jiwa Bagikan Tips Buat Anak Rantau Agar Tak Kesepian Saat Lebaran
"Misalnya pergi dengan orang yang sudah tidak ada, atau dulu ke sini bersama kekasih yang disayangi sekarang sudah tidak bersama. Nah itu bisa membuat kita teringat kembali, bisa bikin liburannya juga jadi tidak menyenangkan," terang dr Andri.
Faktor eksternal seperti cuaca buruk hingga sakit juga bisa menyebabkan liburan berjalan tak sesuai rencana. Pada beberapa orang yang terlalu 'saklek' dengan jadwal alias itinerary, perasaan sedih dan kecewa bisa jadi timbul. Perasaan-perasaan ini bisa berlanjut hingga liburan usai sehingga merasa malas dan depresi untuk masuk kerja.
Terkait ini, dr Andri berpesan untuk menikmati segala proses saat liburan, termasuk menghadapi liburan yang tak sesuai rencana. Sebab jika terlalu ketat dengan jadwal, liburan tak lagi menyenangkan dan malah bikin pusing dan stres.
"Jadi kita bikin itinerary itu gak perlu harus semuanya harus kita ikuti, semua tempat wisata, semua kegiatan, harus didatangi. Ketika ada hal-hal yang tidak sesuai kita harus modifikasi bagaimana supaya liburan bisa dinikmati, bukan malah jadi stres dan depresi karena tidak berjalan sesuai rencana," katanya lagi.
dr Andri pun membagikan cara menghadapi post holiday syndrome, yakni menggunakan mantra sabar dan sadar. Sabar menjalani tantangan kehidupan serta sadar bahwa semua masalah dan kesedihan pasti bisa diatasi.
"Di sini saya ingat lagi mantra saya, sabar dan sadar. Sabar adalah bagaimana kita menyadari proses ini harus kita lalui, kehilangan itu sesuatu yang harus kita ikhlaskan, kesadaran menjalani hidup saat ini lebih penting, dan ke depannya bagaimana kita mengelola pikiran dan perasaan saat liburan," tutupnya.