Suara.com - Putri politisi Ridwan Kamil dan Atalia Praratya, Camillia Laetitia Azzahra atau yang akrab disapa Zara belakangan menjadi sorotan usai memutuskan untuk melepas hijab yang telah dikenakannya sejak kecil.
Spekulasi pun muncul mengenai alasan di balik keputusan besarnya ini. Salah satunya karena terpengaruh buku yang dibacanya, termasuk Sapiens karya penulis asal Israel, Yuval Noah Harari.
Sebelum mengumumkan melepas hijab, Zara memang sempat memposting dirinya yang mulai menyukai buku non fiksi. Ia pun memamerkan bacaannya bersama potret dirinya dengan buku tersebut dengan hijab yang masih dikenakannya.
"Sedang belajar mencintai buku nonfiksi," tulis Zara dikutip Suara.com, Senin (15/4/2024).
Baca Juga: Lepas Hijab, Berikut 6 Potret Zara Anak Ridwan Kamil Pamer Rambut Pirang
Sayangnya, postingan tersebut justru ditanggapi lain oleh netizen, sebab tak sedikit yang juga mengalami perubahan pikiran setelah membaca buku karya Yuval Noah Harari. Mereka juga mengaitkan sang penulis yang mendukung genosida di Palestina.
"Ooh bacanya ginian, pantesan ditunggu penampilan barumu ya," tulis @spoxxxxx.
"Buku Sapiens dari Yuval Noah yg dibaca anaknya Ridwan Kamil ini juga salah satu buku yg membuka pikiranku untuk jauh lebih terbuka dibanding sebelumnya.. Jauh lebih mencintai hewan, lingkungan, lebih berpikir logis dan kritis.. Tidak percaya takhayul, selalu mencari tau banyak hal. Selera buku bacaanmu bagus," ujar @yusnxxxxx.
"Ga abis pikir, bulan ini Israel lagi gencar gencarnya melakukan genosida terhadap gaza, tapi saudari muslim yang satu ini malah mempromosikan buku ZIONIST," kata @teraxxxx.
"Ternyata habis baca buku ini, ya. Aku juga dulu pernah terombang-ambing pikirannya setelah baca buku2 genre begini. Semoga selamat, ya," ucap @nicxxxxx.
Buku Sapiens karya Yuval Noah Harari sendiri membahas mengenai riwayat singkat umat manusia, yang mana dimulai sejak masa pra sejarah sampai dengan penjelasan prediksi berakhirnya umat manusia. Buku ini secara gamblang menjelaskan sejarah umat manusia mulai dari Homos Erectus, Homo Neanderthal, hingga Homo Sapiens.
Ia juga menceritakan tentang perilaku dan pendekatan historis dalam kajian ilmiah. Setidaknya ada tiga revolusi penting yang turut membentuk jalannya sejarah dunia menurut Yuval.
Pertama adalah Revolusi Kognitif yang dimulai sejak 70.000 tahun yang lalu, Revolusi Agrikultur yang tumbuh sejak 12.000 tahun yang lalu dan Revolusi Saintifik yang tumbuh sejak 500 tahun yang lalu dan besar kemungkinan revolusi ini akan mengakhiri sejarah dan benar-benar memulai sesuatu yang baru.
Dengan bahasa yang berani, provokatif, dan juga luas jangkauannya, buku ini seolah hadir untuk menantang para pembaca merenungi lebih dalam tentang segala hal yang telah mereka ketahui tentang menjadi manusia. Pikiran tentang manusia mulai dari pemikiran, tindakan, kekuatan, dan juga masa depan manusia itu sendiri.
Yuval Noah Harari sendiri merupakan seorang sejarawan Israel yang juga menjabat sebagai profesor di Departemen Sejarah Universitas Ibrani Yerusalem.