Suara.com - Sosok Raja Abdullah II dari Yordania dari Yordania sempat menjadi sorotan usai ia dikabarkan mengucapkan selamat kepada Calon Presiden, Prabowo Subianto, atas gelaran pilpres yang telah berlangsung di Indonesia.
Dalam sebuah kesempatan, Calon Presiden, Prabowo Subianto, berbagi kisah tentang sambungan teleponnya dengan sahabatnya, Raja Abdullah II dari Yordania.
"Turut berbahagia untukmu saudaraku," begitu kata Raja Abdullah II kepada Prabowo Subianto.
Raja Abdullah II mengucapkan kebahagiaannya kepada Prabowo, menunjukkan kedekatan dan hubungan baik antara keduanya. Lalu, bagaimana Prabowo bisa dekat dengan Raja yang merupakan keturunan ke-42 Nabi Muhammad SAW?
Menurut buku "Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana" karya Femi Adi Soempeno tahun 2009, saat terjadinya tragedi 1998, Yordania menawarkan bantuan kepada Prabowo. Saat itu, Raja Abdullah, yang saat itu masih sebagai pangeran, mengajak Prabowo tinggal di Yordania dan menjadikannya sebagai tempat kedua baginya.
Prabowo diterima dengan hangat oleh Raja Abdullah dan diajak mengunjungi markas tentara Yordania. Meskipun Prabowo telah berpakaian sipil, bukan seragam militer, Raja Abdullah tetap menyambutnya dengan upacara militer. Abdullah, yang saat itu memimpin Komando Pasukan Khusus Kerajaan Yordania, memaksa Prabowo untuk menginspeksi pasukannya. "Anda tetap Jenderal di sini," kata Abdullah sambil memeluk Prabowo.
Sejak itu, Prabowo mengungkapkan rasa cintanya kepada Yordania, terutama saat dia mengalami kesulitan di Indonesia. "Ketika saya diasingkan oleh ABRI dan elite politik Indonesia, Yordania menyambut saya dengan tangan terbuka," ujar Prabowo.
Stanley A Weiss, pendiri lembaga Business Executives for National Security di Washington, Amerika Serikat, menyebut Prabowo dan Raja Abdullah II sebagai dua individu yang paling berprestasi dalam pelatihan mereka di Amerika.
Profil Raja Abdullah
Baca Juga: Prabowo Temui SBY Semalam, Demokrat Bongkar Makna Dan Isi Pembicaraannya
Raja Abdullah II ibn Al Hussein lahir di Amman pada tahun 1962. Ia menempuh pendidikan di Universitas Oxford dan Universitas Georgetown, serta mendapatkan pelatihan militer di Akademi Militer Sandhurst di Inggris. Karir militernya berkembang hingga mencapai pangkat mayor jenderal dan menjadi komandan pasukan khusus Yordania. Ia mengambil alih takhta pada Februari 1999 setelah wafatnya ayahnya, Raja Hussein.