Memaafkan Tapi Tak Ingin Bertemu Lagi, Begini Penjelasannya dalam Hukum Islam

Sabtu, 13 April 2024 | 17:56 WIB
Memaafkan Tapi Tak Ingin Bertemu Lagi, Begini Penjelasannya dalam Hukum Islam
Ilustrasi meminta maaf (Pexels.com/cottonbro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam ajaran agama Islam, memaafkan adalah hal yang dianjurkan karena Allah SWT merupakan Maha Pemaaf. Namun, dalam kehidupan nyata, terkadang beberapa orang sulit untuk memberikan maaf.

Bahkan, tak sedikit mereka yang memaafkan namun disertai embel-embel tidak ingin lagi berjumpa dengan orang tersebut. Lantas, bagaimana hukum Islam memandang hal ini?

Menjawab hal ini, Oki Setiana Dewi menjelaskan bahwa tidak ingin bertemu dengan orang yang berbuat salah meski sudah memaafkan hukumnya adalah boleh. 

Hal ini bukan berarti kita memutus tali silaturahmi yang terjalin, namun lebih sebagai bentuk menjaga diri agar tidak teringat hal yang menyakitkan di masa lalu.

Baca Juga: Hidup di Dua Alam, Kepiting Halal atau Haram? Begini Jawaban Ustaz Dennis Lim

“Tentu saja tidak mudah jika ada orang yang menyakiti kita, melukai kita, dan kemudian kita minta kepada Allah untuk bisa memaafkan. Kita maafkan, tapi tidak mudah untuk terus memandang wajahnya. Jadi kita memilih untuk menjauh darinya. Lalu bolehkah? Boleh,” kata Oki Setiana Dewi dalam potongan video yang diunggah akun Tiktok @rizal_hijrah06.

“Yang penting dalam kehidupan kita adalah kita memaafkan, hati kita lapang. Adapun kita menjaga jarak dengannya, bukan memutuskan tali silaturahmi, melainkan untuk menjaga diri kita untuk tidak teringat kembali dengan hal-hal yang menyakiti,” sambungnya.

Hal ini pernah terjadi pada kisah Nabi Muhammad SAW yang sulit memaafkan sosok Wahsyi yang membunuh pamannya, yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib radhiallahuanhu saat Perang Uhud. 

Ketika Wahsyi menuju ke jalan Allah SWT dan masuk Islam, Rasulullah sudah memaafkannya. Namun, beliau meminta agar tidak melihat wajah Wahsyi sebab menghindari teringat kembali luka lama.

“Ketika melihat paman Beliau wafat itu tentu rasa sedih yang luar biasa dirasakan oleh Rasulullah SAW. Rasul memaafkan Wahsyi karena Islam mengajarkan untuk memaafkan orang-orang yang telah melukai hati kita. Namun Rasul tidak sanggup memandang wajah Wahsyi lagi. Setiap kali melihat Wahsyi, teringat kisah saat Perang Uhud,” jelas Oki Setiana Dewi.

Baca Juga: Bagaimana Pacaran di Game Menurut Hukum Islam? Ini Penjelasan Habib Jafar

Oleh sebab itu, memaafkan seseorang adalah hal yang dianjurkan. Namun, jika tidak ingin melihat orang yang berbuat salah itu kembali, maka diperbolehkan. Hal ini sebagai cara melindungi hati dan psikologis agar tetap merasa baik-baik saja. Menghindar melihat wajah ini juga sebagai cara untuk menjaga diri dari rasa sakit yang bisa mengakibatkan hal buruk.

“Masalah jaga jarak bukan berarti adalah tidak memaafkan, itu jauh berbeda. Masalah jaga jarak ini untuk lebih melindungi hati kita, psikologis kita untuk tetap merasa baik-baik saja, khawatir kalau terus bertemu maka timbul rasa sakit dan itu akan mengakibatkan hal yang buruk dalam pertemanan,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI