"Kasih 2 ribu nggak mau. Lah katanya ikhlas. Kasih 5 ribu masih melengos akhirnya petugas bilang 10 ribu. Saya kasih aja. Karena udah adzan Isya dan mau buru-buru biar bisa jamaah bergegas deh ke Masjid," ungkapnya.
Ironinya, masalah yang dialami pemudik itu tak sampai di situ. Ia diminta membeli plastik jika ingin menitipkan alas kaki. Pemudik ini lantas membeli satu plastik seharga Rp 5 ribu agar bisa diterima tempat penitipan alas kaki.
"Sampai di pelataran jinjing sepatu ke tempat penitipan. Ternyata petugas nggak mau terima suruh masukin ke plastik. Balik lagi beli plastik yang di jual sebelum pelataran seharga 5 ribu. Akhirnya bisa titip sepatu dan dikasih nomor," tambahnya.
Seolah terkena masalah bertubi-tubi, pemudik kembali mengalami pengalaman tidak menyenangkan saat ke toilet. Pasalnya, pintu toilet yang dipakainya digedor-gedor oleh petugas dengan menggunakan toa.
"Sebelum ambil wudhu kami mau ke toilet dulu. Baru masuk toilet udah digedor-gedor petugas sambil ngomong pakai TOA keras banget, 'Di toilet jangan lama-lama.' Belum juga mulai kesal akhirnya keluar aja dan langsung ke tempat wudhu. Tempat wudhu besar dan sepi. Langsung naik ke atas ternyata yang jamaah hanya beberapa saf aja. Bahkan hingga jamaah selesai," ceritanya.
![Pekerja melintas di pelataran pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/9/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/YU]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/14/47199-pembangunan-masjid-al-jabbar-bandung.jpg)
Usai sholat, pemudik ini lagi-lagi dibuat kesal oleh tempat penitipan alas kaki. Bagaimana tidak, petugas yang berjaga tidak bisa menemukan sepatu miliknya, dan malah memberikan reaksi tidak mengenakkan.
"Lanjut ke tempat titip sepatu. Ternyata sepatu saya nggak di temukan. Sekitar 30 menit menunggu akhirnya saya tanya ke petugasnya. Padahal tanya baik-baik, petugasnya nyolot bilang kalau sepatu saya mungkin bukan di sini tapi di tempat sepatu wanita. Bahkan petugas lain dengan kata-kata nggak enak, saya disuruh cari di tempat lain," katanya.
"Emangnya saya pikun lupa letak sepatu di mana. Saya tegaskan kalau saya titip di sini dan ini nomornya. Akhir petugas lain bantuin. Ternyata sepatunya ada di bawah kaki dia," sambung pemudik ini dengan kesal.
Selesai beribadah di Masjid Al Jabbar, pemudik ini dan keluarganya pun kembali ke parkiran mobil. Mereka berniat untuk keluar dan melanjutkan perjalanan mudik.
Baca Juga: Penumpang Diimbau agar Turun di Terminal saat Arus Balik Mudik Lebaran
Namun siapa sangka, pemudik ini dibuat kesal lagi oleh tukang parkir. Tukang parkir rupanya sudah berbeda dan memintanya membayar uang parkir lagi sebesar Rp 10 ribu. Pengalaman itu pun diakui sang pemudik membuatnya kecewa saat berkunjung ke Masjid Al Jabbar.