Suara.com - Cerita-cerita spiritual dan di luar nalar manusia bisa terjadi pada seorang Muslim yang menunaikan ibadah di Tanah Suci, baik umrah maupun haji. Tantowi Yahya menjadi salah satu yang mengalaminya.
Hadir menjadi bintang tamu podcast Merry Riana baru-baru ini, Tantowi Yahya mengungkap peristiwa menarik yang ia alami satu dekade silam saat beribadah ke Tanah Suci.
Kala itu ia melaksanakan umrah dan hendak berdoa di Taman Raudhah. Taman ini diperebutkan banyak jemaah, karena merupakan tempat paling mustajab untuk berdoa. Karenanya untuk masuk ke sana, harus ikut antrian begitu panjang.
Tapi setelah ikut mengantre, Tantowi Yahya mengurungkan niatnya masuk ke taman. "Saya urungkan, saya batalkan niat saya. Saya enggak tahu mesti berdoa apa," ujarnya.
Baca Juga: Stevie Agnecya Pernah Doa Soal Kematian di Tanah Suci, Anggi Pratama Lega: Allah Kabulkan..
Namun saat hendak mundur dari antrian, ada satu tempat kosong sehingga ia akhirnya memutuskan untuk masuk dan duduk.
"Begitu saya duduk, saya bengong lagi. ‘Ah udah ah, saya keluar.’ Karena saya memikirkan antrian yang begitu panjang itu. Labih bagus I give up this space for them kan, yang lebih perlu," kenangnya.
Saat Tantowi Yahya mau menyerah, tiba-tiba ada seseorang yang menahannya. "Ganteng, orang Arab, harum, berbahasa Palembang,” ujarnya mendeskripsikan sosok yang ditemuinya di Raudhah.
"Dari sakunya ia keluarkan sebuah buku, saya ingat banget bukunya berwarna silver. Judul bukanya Doa-Doa di Raudhah. You know what, semua doa itu dalam bahasa Indonesia, karena saya enggak bisa baca Arab," beber Tantowi Yahya.
Saat sudah selesai berdoa dan mau mengembalikan buku itu, rupanya sosok tersebut memberikannya ke Tantowi Yahya. Anehnya, buku itu lenyap saat ia sampai di Jakarta.
Baca Juga: Berbagi Makanan di Mekkah, Anang Hermansyah Pakai Sandal Mewah Prada Setara Motor
"Selama saya di Mekkah dan Madinah, buku itu ada. Saya hafal alamat pondok pesantren di Palembang yang menerbitkan buku itu," sambungnya.
Karena ingin berterima kasih, Tantowi Yahya pun berinisiatif untuk meminta kakaknya mengecek keberadaan pondok pesantren tersebut di Palembang.
Yang mengejutkan, disampaikan sang kakak bahwa tak ada pondok pesantren di alamat yang dituju. Karena peristiwa itu lah, Tantowi meyakini orang yang memberikannya buku kumpulan doa di Raudhah itu adalah malaikat.
"MasyaAllah, siapa orang itu. Itulah kebesaran Tuhan. Ia kirim malaikat. InsyaAllah dalam hidup saya, saya pernah ketemu malaikat," ujarnya.