Apa Beda Hisab dan Rukyat Hilal? Sama-sama Dipakai di Sidang Isbat Tentukan Hari Idul Fitri 2024

Selasa, 09 April 2024 | 14:49 WIB
Apa Beda Hisab dan Rukyat Hilal? Sama-sama Dipakai di Sidang Isbat Tentukan Hari Idul Fitri 2024
Petugas melakukan pemantauan hilal awal Ramadhan 1445 H memantau hilal di Masjid Al-Musyari'in kawasan Basmol Raya, Jakarta, Minggu (10/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan tanggal 1 Syawal 1445 Hijriah alias Hari Raya Idul Fitri 2024 pada Selasa (9/4/2024). Sedianya sidang ini akan diselenggarakan di Auditorium HM Rasjidi, Kantor Kementerian Agama.

Kementerian Agama sendiri memiliki dua metode untuk menentukan perubahan bulan Hijriah seperti ini, yakni dengan hisab maupun rukyatul hilal. Nanti hasil dari kedua metode ini akan menentukan keputusan akhir Sidang Isbat.

“Jadi kapan Hari Raya Idul Fitri, kita masih menunggu keputusan sidang isbat. Hasilnya akan diumumkan secara terbuka melalui konferensi pers,” ungkap Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, di Jakarta pada Selasa (2/4/2024).

Lantas apa perbedaan dari kedua metode ini untuk menentukan jatuhnya hari Lebaran?

Metode Hisab

Ilustrasi apa itu hisab dan rukyat,  penentu kapan 1 ramadhan 2022 (Pexels/ Bruno Scramgnon)
Ilustrasi apa itu hisab dan rukyat, penentu kapan 1 ramadhan 2022 (Pexels/ Bruno Scramgnon)


Secara harfiah, hisab berarti perhitungan. Umumnya metode ini memakai ilmu matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dan menentukan dimulainya awal bulan dalam kalender Hijriah.

Dalam dunia Islam, istilah hisab sering dipakai dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi matahari menjadi penting karena merupakan patokan umat Muslim dalam menentukan masuknya waktu salat, sementara posisi bulan berguna dalam menentukan penanggalan Hijriah.

Saat ini metode hisab dikerjakan dengan memakai komputer dan teknologi yang memiliki tingkat presisi serta akurasi tinggi. Biasanya metode hisab dipakai sebelum rukyatul hilal dilakukan sebagai prediksi awal.

Berdasarkan hasil ijtima Tim Hisab Kemenag, saat matahari terbenam, ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk antara 4° 52.71' sampai dengan 7° 37.84' dan sudut elongasi 8° 23.68' hingga 10° 12.94'.

Baca Juga: Hasil Sidang Isbat Idul Fitri 2024, Kapan Lebaran Versi Pemerintah?

“Berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), posisi hilal dimaksud telah memenuhi kriteria visibilitas hilal (Imkanur Rukyat) yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” jelas Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin, Selasa (2/4/2024).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI