Suara.com - Hari Raya Idul Fitri alias Lebaran sebentar lagi dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Momen Lebaran ini rupanya menyimpan kekhawatiran bagi sebagian masyarakat, karena ada rasa cemas dan takut ditanya hal-hal yang kurang mengenakkan seperti kapan nikah, kapan punya anak, dan sebagainya.
Kekhawatiran ini tercermin dari cuitan warganet di media sosial X, soal keengganan merayakan Hari Lebaran bersama keluarga besar.

"bisa gak ya lebaran harinya dilewati aja, takut banget ditanya kapan nikah karena sepupu udah semua," cuit eri*******.
"Baru kali ini ngerasa lebaran tapi takut ketemu sama orang2, takut dihakimi," kata Saka********.
"takut sm lebaran, kl kumpul keluarga besar gue harus siap sm pernyataan "belum isi juga? udh setaun nikah padahal," tambah con******.
Menanggapi hal ini, dokter jiwa dari RS EMC Alam Sutera, dr Andri, SpKJ, FAPM, mengatakan kunci utama menemukan kedamaian dan merayakan Hari Lebaran tanpa rasa cemas dan takut adalah dengan berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
dr Andri menjelaskan, makna kemenangan bukan bagaimana kita lebih baik daripada orang lain, tapi bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Menyadari hal ini akan membuat kesehatan jiwa lebih baik dan terjaga dari perasaan buruk.
"Pada dasarnya kita itu harus membandingkan diri kita saat ini dengan diri kita yang dahulu, bukan diri kita dengan orang lain. Jadi pencapaian yang dicapai oleh diri kita itulah yang paling penting. Menyadari hal ini penting, supaya kita sehat jiwanya," terang dr Andri saat dihubungi Suara.com.
dr Andri menyoroti kebiasaan melakukan sesuatu untuk orang lain, yang bisa berujung pada memburuknya kesehatan jiwa. Contohnya, membeli barang atau melakukan sesuatu hal, dan mengunggahnya untuk dilihat oleh orang lain.
Baca Juga: Punya Penyakit Lambung Tapi Gak Sembuh-sembuh, Sudah Saatnya Berobat ke Dokter Jiwa Tuh!
![Ilustrasi mencintai diri sendiri. [Pexels.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/01/59756-ilustrasi-bahagiapexelscom.jpg)
Padahal seharusnya, tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain apapun pencapaian dan prestasi kita. Menurut dr Andri, mengakui bahwa kita bertumbuh sekaligus menghargai proses pembentukan diri kita adalah bentuk dari mencintai diri sendiri.