Suara.com - Aktivitas Nyapu Duit oleh penyapu koin di Jembatan Sewo, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu seakan sudah terkenal dan menjadi tradisi unik sejak bertahun-tahun lalu.
Memasuki musim mudik atau pulang kampung saat Lebaran, penyapu koin pun semakin menjamur menjadi salah satu kegiatan mencari cuan yang dinilai menguntungkan.
Biasanya, warga akan membawa sapu lidi dan berbaris di sepanjang jalan yang tak jauh dari Jembatan Sewo untuk mengais koin yang dilemparkan para pemudik yang lewat dengan kendaraan mereka.
Sebab, mayoritas pengguna jalan menaburkan uang di sekitar jembatan. Hal ini berkaitan dengan mitos Jembatan Sewo. Konon katanya, jika seseorang melempar koin ke sungai dari jembatan ini dan koin tersebut berhasil disapu oleh arus air, maka keinginan atau doanya akan dikabulkan.
Baca Juga: Viral! Aksi Polisi Stut Mobil Pemudik yang Mogok Sejauh 3 Km di Tol Cipali
Para penyapu koin pun akan menyapu uang-uang tersebut dengan sapu lidi di tangan mereka. Seperti biasanya, mereka memakai baju lengan panjang dengan topi ataupun capingnya. Tidak ketinggalan, untuk menghindari panasnya terik matahari, sebagian mereka juga memakai penutup wajah.
Kegiatan ini pun terlihat dari salah satu rekaman seorang netizen yang sengaja ingin berbagi koin di Jembatan Sewo. Akun @91_neniaji terlihat memposting di akun TikToknya.
"Jembatan Sewo Indramayu akan selalu melegenda. Sengaja lewat Pantura mau liat para penyapu uanh receh," tulisnya sambil menembarkan uang koin dan kertas ke jalanan dari dalam mobilnya.
Meski merupakan tradisi unik, hingga menguntungkan warga, karena bisa mendapatkan kocek mulai Rp500 ribu perhari, namun kegiatan tersebut menimbulkan pro dan kontra.
Sebab, para penyapu koin dinilai menbahayakan para pengendara sehingga kehadirannya seringkali terkena razia untuk ditertibkan. Selain itu, penyapu koin juga dinilai sebagai simbol kemalasan warga.
Baca Juga: 4.151 Pemudik Tinggalkan Terminal Kalideres, Paling Banyak Ke Sumatra Dan Jateng
Srjarah Tradisi Nyapu Duit
Dikutip dalam skripsi di laman repository UGM, aktivitas Nyapu Duit di Jembatan Sewo erat kaitannya dengan sebuah cerita rakyat Saedah dan Saeni yang begitu melegenda di wilayah Pantura Jawa Barat.
Konon, kakak beradik Saedah Saeni menjelma jadi buaya di Sungai Sewo, Cerita ini sudah beredar di masyarakat sejak Zaman Belanda.
Keberadaan legenda Saedah Saeni di Jembatan Sewo pun melahirkan kesan mistis beserta mitos yang berkembang di jembatan ini. Masyarakat pendukung percaya dengan melakukan Tawur Duit di Jembatan Sewo sebagai bentuk untuk menghindarkan diri dari hal buruk di jembatan tersebut.