Suara.com - Gibran Rakabuming Raka kini selangkah lebih dekat untuk resmi menyandang jabatan sebagai Wakil Presiden Indonesia. Sayangnya, tak sedikit publik yang melihat Gibran sebagai downgrade alias wujud dari penurunan kualitas Wakil Presiden Indonesia sepanjang sejarah.
Linimasa media sosial kini dipenuhi dengan kritik publik terhadap Gibran yang kalah jauh dibandingkan dengan Wakil Presiden Indonesia sebelumnya. Pendidikan Gibran juga sontak dibandingkan dengan sosok Wakil Presiden Republik Indonesia, Mohammad Hatta atau Bung Hatta yang memiliki pendidikan mentereng.
"Aku tak menyangka bahwa kita mendapatkan penurunan kualitas besar-besaran pada Wakil Presiden di Indonesia. Kami telah mengecewakanmu, Bung Hatta," cuit seorang warganet dalam bahasa Inggris.
Baca Juga: Disebut Mirip Kim Soo-hyun, Gibran Rakabuming: Iya Memang
Lantas, apakah Gibran Rakabuming Raka benar-benar downgrade dari Mohammad Hatta? Berikut perbandingan pendidikan Gibran vs Mohammad Hatta.
Pendidikan Gibran: IPK 2,3 kerap jadi bahan bully-an
Pendidikan Gibran kerap menjadi 'bahan' untuk mengkritisi sekaligus merundung sosok calon wakil presiden nomor urut 02 itu.
Pasalnya, Gibran kerap dituding memiliki Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK dari University of Bradford Inggris yang disetarakan dengan IPK Indonesia menjadi 2,3.
Ijazah dari University of Bradford ternyata ia dapatkan setelah ia tamat S1 di Management Development Institute of Singapore (MDIS) di Singapura.
Baca Juga: Diklaim Tak Ikut Campur Susun Kabinet Menteri Baru, Jokowi Bakal jadi Penasihat Prabowo?
Adapun MDIS masih bekerja sama dengan University of Bradford selaku pihak yang memberikan ijazah ke Gibran.
Setelah lulus dari MDIS dengan gelar Bachelor of Science (BSc) bidang studi marketing pada 13 November 2010, Gibran terbang ke Negeri Kangguru.
Ia mengikuti program insearch di University of Technology Sydney (UTS) Australia.
Pendidikan Mohammad Hatta: Seorang cendekiawan yang jadi Wapres pertama
Tak heran bila Soekarno mempercayai Mohammad Hatta sebagai Wakil Presidennya.
Sebab, Mohammad Hatta merupakan seorang yang terpelajar.
Pria kelahiran Sumatera Barat (bernama Sumatra's Westkust di zaman Hindia Belanda) ini berkesempatan mengenyam pendidikan di masa penjajahan.
Mohammad Hatta adalah seorang pribumi yang berkesempatan untuk belajar di sekolah formal melalui Europeesche Lagere School atau ELS.
Hatta juga merupakan tamatan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang bergengsi di masa penjajahan.
Aktivisme Hatta telah dipupuk sejak sekolah, yakni dengan keterlibatannya di Jong Sumatranen Bond cabang Padang sebagai seorang bendahara.
Orang kepercayaan Bung Karno ini juga akhirnya berkesempatan untuk terbang ke Belanda dan mengambil studi di Nederland Handelshogeschool atau Rotterdam School of Commerce (sekarang bernama Erasmus Universiteit).
Setelah Indonesia merdeka, Mohammad Hatta dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa dalam Ilmu Hukum dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kontributor : Armand Ilham