Suara.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menjadi saksi dalam sidang lanjutan sengketa Pilpres 2024. Keduanya menjadi menteri perempuan Jokowi yang ikut di sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) pada Jumat (5/4/2024).
Selain Menkeu Sri Mulyani dan Mensos Risma, Hakim MK juga menghadirkan dua menteri Jokowi lainnya sebagai saksi. Mereka adalah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko PMK Muhadjir Effendy.
Kehadiran menteri Jokowi itu, kata MK, bertujuan untuk memberikan kesasian, khususnya terkait bantuan sosial (bansos) yang dibagikan Presiden Jokowi jelang Pemilu 2024.
Mengenai itu, menarik untuk melihat riwayat pendidikan Sri Mulyani dan Risma berikut ini.
Pendidikan Sri Mulyani
![Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan saat mengikuti Sidang PHPU di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/04/05/74033-sidang-phpu-4-menteri-jokowi-ikuti-sidang-phpu-sri-mulyani.jpg)
Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D lahir pada 26 Agustus 1962. Sosoknya dikenal sebagai ekonom terkemuka Tanah Air, di mana ia menjabat Menteri Keuangan Republik Indonesia dua periode, yakni 2014-2019 dan 2019-2024.
Sri Mulyani juga sempat menjabat sebagai Menkeu di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Awalnya, tepatnya pada 2004, ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas di Kabinet Indonesia Bersatu.
Presiden SBY saat itu kemudian mengumumkan perombakan kabinet pada tanggal 5 Desember 2005. Sri Mulyani pun dipindahkan SBY dari Menteri Bappenas menjadi Menteri Keuangan, menggantikan Jusuf Anwar.
Namun belum selesai masa jabatan SBY, Sri Mulyani meninggalkan jabatannya karena menerima tawaran sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Baca Juga: Airlangga Dan Sri Mulyani Sambangi Istana Usai Hadir Di Sidang MK, Lapor Ke Jokowi?
Sri Mulyani sendiri sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menduduki jabatan sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.