Suara.com - Tunjangan hari raya (THR) umumnya digunakan untuk beragam keperluan lebaran, termasuk mudik. Tapi, tak sedikit yang ternyata menghabiskan THR untuk hal-hal yang tidak diperlukan.
Padahal, meski sifatnya adalah bonus, THR harus dikelola dengan baik agar dapat memberi manfaat. Tak hanya oleh mereka yang sudah menikah, tapi juga mereka yang masih berstatus jomblo alias single.
Financial Planner sekaligus Founder Cerdas Keuangan, Erlina Juwita, menjelaskan bahwa THR dapat dibagi untuk memenuhi berbagai kebutuhan jika dialokasikan dengan baik. Hal bisa dilihat dari keperluan dan prioritasnya. Berikut peruntukan THR dilihat dari status pernikahan seseorang.
THR untuk orang yang sudah menikah
Baca Juga: Di Balik Tipisnya Dompet, Ada yang Berandai-andai Dapat THR dari Yoursay
Erlina memberi contoh, untuk orang yang sudah menikah, sekitar 60 persen dari THR yang didapatkan bisa digunakan untuk konsumsi selama lebaran, dalam hal ini untuk keperluan lebaran dan mudik.
“Konsumsi hari raya termasuk hidangan hari raya, biaya pulang kampung, keperluan lebaran lainnya sebesar 60 persen,” jelas Erlina saat dihubungi Suara.com, Jumat (5/4/2024).
Sementara itu, 10 persen dari THR itu dapat digunakan sebagai pelunasan utang seperti cicilan, zakat fitrah, dan pajak yang dimiliki. 20 persen THR dapat digunakan sebagai investasi jangka panjang dan tabungan. Untuk sisa 10 persennya digunakan kepentingan privasi dan donasi.
THR untuk orang yang belum menikah
Sementara itu, bagi mereka yang belum menikah, kepentingan konsumsi untuk hari raya lebaran dapat diambil sebesar 40 persen dari total THR. Untuk pembayaran utang baik cicilan, zakat fitrah, dan pajak dapat digunakan 10 persen dari THR.
Baca Juga: Mengkhayal tentang THR dari Yoursay: Menyambut Hari Raya dengan Kue Lezat
Investasi dan tabungan dapat digunakan sebanyak 30 persen, sementara privasi dan donasi masing-masing diberikan 10 persen dari THR yang didapatkan.
Dalam hal ini, THR juga digunakan sebagai tabungan jangka panjang, seperti membeli rumah maupun pendidikan anak di masa depan.
“Jadi buat single, kesempatan untuk invest jangka panjang sangat terbuka lebar, dan porsinya bisa lebih banyak daripada yang sudah menikah,” jelas Erlina.