Infografis
Suara.com - Mendekati bulan Ramadan, ada kebiasaan yang dilakukan oleh banyak masyarakat Muslim di berbagai belahan negeri ini, yakni mengirimkan atau memberikan hampers kepada keluarga, teman, dan lainnya.
Hampers atau yang dulu dikenal dengan sebutan parcel merupakan bingkisan yang berisi berbagai hadiah. Mulai dari aneka kue, makanan dan minuman dalam kaleng, barang pecah belah, yang ditata apik dalam keranjang maupun alat ibadah.
Tapi tahukah Anda bagaimana pandangan Islam terkait kebiasaan membagikan hampers?
Habib Jafar saat menjadi bintang tamu di acara Ada Komika Bertanya Pada Ustadznya, menjelaskan bahwa budaya mengirim hampers Lebaran termasuk dalam kategori pemberian hadiah.
Baca Juga: Apa Hukum Ziarah Kubur Jelang Lebaran? Ini Penjelasan Lengkap dengan Tata Caranya
Dalam Islam sendiri, hal itu justru dianjurkan. "Membagikan hampers di hari raya itu di antara sesuatu yang dianjurkan dalam Islam. karena Nabi itu juga sering menerima hadiah dan membalas hadiah," ujar Habib Jafar, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV.
Lebih lanjut, Habib Jafar menyampaikan ada beberapa hal mengapa mengirim hampers dianjurkan. Pertama, Nabi Muhammad SAW mengatakan pemberian hadiah bisa mengilangkan dendam.
Kemudian, dengan memberi hampers sesama umat Muslim bisa merajut tali cinta dan kasih.
"Yang paling penting adalah kata nabi, jangan pernah meremehkan hampers (hadiah) orang lain, walaupun itu ujung kakinya kambing. Lalu tidak boleh menolak hadiah," lanjut Habib Jafar.
Saat menerima hadiah pun, diharuskan membalasnya, namun tak harus dengan jenis atau nilai barang yang sama.
Baca Juga: Jokowi Buka Kemungkinan Lebaran 2024 di Jakarta, Salat Ied di Mana?
"Yang harus dilakukan juga adalah membalas hadiah yang diberikan orang lain, minimal dengan senyuman dan terima kasih," tambahnya.
Satu lagi yang perlu digarisbawahi adalah mengirim hampers tidak boleh dijadikan persaingan, yang niatnya untuk sombong.
