Berapa Jarak Mudik yang Diperbolehkan untuk Tidak Berpuasa? Ini Penjelasannya

Rabu, 03 April 2024 | 15:29 WIB
Berapa Jarak Mudik yang Diperbolehkan untuk Tidak Berpuasa? Ini Penjelasannya
Ilustrasi pemudik motor. [Ist]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mudik memang sudah menjadi budaya muslim Tanah Air menjelang Hari Raya Idul Fitri. Lalu bolehkah tidak puasa saat mudik jarak jauh?

Dalam hal ini Ustad Adi Hidayat dalam kajiannya yang diunggah dalam kanal YouTube Sahabat Yamima CHANNEL pada tanggal 16 Juni 2017 mengungkap ada syarat tersendiri untuk pemudik yang boleh tak puasa. Menurutnya, mudik yang tergolong safar diperbolehkan untuk tidak berpuasa.

"Safar tidak diikat dengan mudik. Safar adalah perjalanan jauh yang ditempuh secara waktu kisarannya 80 km, kurang lebih 80 km," ucap Ustadz Adi Hidayat.

Ustaz Adi Hidayat jika bepergian mudik jarak jauh yang yang melebihi 80 km, maka itu disebut dengan safar. Dengan jarak demikian, muslim juga diperbolehkan untuk melakukan qashar dalam sholat.

Baca Juga: Sunnah Ibadah di 10 hari Terakhir Ramadan, Ini Tata Cara Sholat Tasbih

Kendati demikian, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan tak semua safar yang demikian diperbolehkan untuk tidak berpuasa atau batal puasa.  Dalam hal ini, para ulama pun menyebutkan ada dua pertimbangan seseorang boleh tidak berpuasa.

Ustaz Adi Hidayat (UAH). [Dok. MUI]
Ustaz Adi Hidayat (UAH). [Dok. MUI]

Ustaz Adi Hidayat lalu memberikan contoh dalam sebuah riwayat yang mengisahkan seseorang kelelalhan saat melakukan perjalanan.

"Kenapa Anda begini (duduk di bawah pohon)?" tanya Rasulullah.

Seseorang itu menjawab: "saya sedang berpuasa."

Rasulullah SAW kemudian mengujarkan bahwa jika tidak baik bila puasa dalam kondisi safar. Atas dasar tersebut, maka para ulama pun membolehkan bagi yang sedang melalukan perjalanan safar untuk batal puasanya.

Baca Juga: Stok BBM Selama Ramadan-Idul Fitri Aman, Begini Datanya

Namun, beda kondisinya apabila sedang mudik jarak jauh, namun sepanjang perjalanan merasa nyaman dan tak merasa kesulitan.

“Jika Anda bepergian, misal ke Semarang jaraknya jauh tapi menggunakan pesawat, artinya Anda nyaman, itu tidak boleh batal puasa,” terang Ustaz Adi Hidayat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI