Suara.com - Romo Magnis baru-baru ini menjadi sorotan usai menjadi saksi ahli dari Tim Ganjar-Mahfud saat sidang sengketa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Mahkamah Konstitusi.
Ia mengungkap beberapa pelanggaran etika berat yang terjadi selama kontestasi politik. Namun, dalam persidangan ia malam dicecar oleh Tim hukum 02 Hotman Paris.
Dalam kesempatan itu, Hotman Paris membantah soal tudingan Presiden Jokowi membagikan bansos.
Lantas siapa sih sosok Romo Magnis ini, berikut profilnya.
Profil Romo Magnis
Romo Magnis Suseno adalah Maria Franz Anton Valerian Benedictus Ferdinand von Magnis. Ia juga dikenal dengan nama Franz Magnis-Suseno atau Franz Graf von Mag.
Romo Magnis Suseno lahir pada 26 Mei 1936 di Eckersdorf, Sesilia, Distrik Glatz, Jerman yang sekarang bagian dari Polandia.
Selain berdarah bangsawan, keluarga Romo Magnis Suseno juga termasuk dalam golongan rohaniawan Katolik yang taat. Romo Magnis Suseno mengisi masa mudanya dengan mendalami kerohanian di Neuhausen, antara tahun 1955-1957.
Pada tahun 1961, dalam usia 25 tahun ia dikirim ke Indonesia untuk mengenyam pendidikan di bidang filsafat dan teologi. Romo Magnis Suseno memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun 1977.
Baca Juga: Niat Bantu Relawan yang Dianiaya, Kader PDIP Malah Diancam Ditembak
Pada tahun 1968, ia ditugaskan ikut membangun suatu tempat studi filsafat di Jakarta yang kemudian diberi nama Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (diambil dari nama mendiang R.P. Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, SJ). Sekolah Tinggi itu membuka kuliahnya pada tahun 1969 dengan delapan mahasiswa. Sekarang, jumlah mahasiswa hampir 400 orang, baik di tingkat sarjana, magister maupun doktor.
Romo Magnis juga berteman baik dengan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan menganggap Gus Dur sebagai orang paling penting dalam hidupnya.