Dukung Finansial Keluarga dari Luar Negeri, Mantan TKI Peraih Forbes Bagikan Tips Kelola Uang Menjelang Lebaran

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 01 April 2024 | 21:37 WIB
Dukung Finansial Keluarga dari Luar Negeri, Mantan TKI Peraih Forbes Bagikan Tips Kelola Uang Menjelang Lebaran
Ilustrasi Transfer Uang dari Luar Negeri (Pixabay/mohamed_hassan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi masyarakat Indonesia, hari-hari menjelang lebaran menjadi momen yang hangat untuk kembali berkumpul, berbagi tawa, dan mendekatkan diri dengan keluarga di kampung halaman. Namun bagi TKI di luar negeri, perayaan Lebaran mungkin akan berbeda. Mereka menjaga hubungan dengan keluarga lewat video call atau dukungan finansial sebagai bentuk kasih sayang.

Heni Sri Sundani (36), mantan TKI yang pernah bekerja selama enam tahun di Hong Kong dan kini menjadi sociopreneur dan pendiri gerakan Anak Petani Cerdas, membagikan pengalamannya di bulan Ramadan dan Idulfitri selama menjadi TKI. Heni menjelaskan bahwa salah satu tantangan besar para TKI terletak dalam mengelola keuangan, mengingat mereka tidak hanya bertanggung jawab atas kehidupan sendiri di luar negeri, tetapi juga harus menghidupi keluarga di Tanah Air.

Karena menjadi tulang punggung keluarga di Indonesia, penting bagi para TKI untuk bisa mengelola keuangan dengan baik. Heni, yang pernah masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30, berbagi tips keuangan yang bisa menginspirasi 4,8 juta TKI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam mengelola keuangan dengan lebih baik menjelang hari raya, seperti yang disampaikan Wise dalam keterangan tertulisnya.

1. Tetapkan Skala Prioritas

Baca Juga: Anak TKI di Jepang Bisa Dapat Beasiswa Kuliah Full, Syaratnya Sangat Mudah

Berdasarkan pengalaman Heni, penting bagi pekerja migran untuk memiliki skala prioritas. Pada dasarnya, tidak semua hal perlu dibeli. Terkadang kita membeli hal-hal hanya untuk memenuhi keinginan, dan bukan apa yang dibutuhkan. Selain itu, timbul perasaan ingin bersaing dengan orang lain, misalnya dengan membeli mukena baru untuk salat Idulfitri. Itu sebabnya, menurut Heni, penting untuk membedakan kebutuhan dari keinginan dan menahan diri dari godaan, apalagi bagi pekerja migran yang memiliki tanggung jawab ganda.

2. Menyiapkan Rencana Keuangan dengan Matang

Sejak awal Ramadan, pengeluaran para TKI seringkali meningkat, mulai dari pengiriman uang ke keluarga di awal bulan untuk memenuhi kebutuhan dasar, hingga kiriman lebih besar menjelang Idulfitri sebagai bentuk tradisi memberi uang saku lebaran. Oleh karena itu, Heni menyarankan agar anggaran untuk bulan suci Ramadan telah direncanakan jauh-jauh hari.

Begitu pula untuk kebutuhan menjelang lebaran, Heni sendiri biasanya mulai menyisihkan uang di awal Ramadan mengingat bahwa puasa menjadi momen pas untuk berhemat dan menabung. Dengan mempersiapkan diri dari awal Ramadan, kebutuhan menjelang lebaran dapat diatasi dengan efisien tanpa terburu-buru.

3. Manfaatkan Platform Remitansi yang Murah dan Transparan untuk Mengirim Uang ke Indonesia

Baca Juga: TKI Asal NTT Disika dan Tak Digaji Majikan Selama 3 Tahun di Malaysia, Polisi Indonesia Turun Tangan

Para TKI masih sering menghadapi tantangan saat mengirim uang ke Indonesia, mengandalkan metode yang rumit seperti menitip uang pada teman yang mudik, atau menggunakan penyedia layanan remitansi tradisional. Banyak yang tidak menyadari bahwa layanan pengiriman uang tradisional dapat menimbulkan biaya yang lebih tinggi karena adanya biaya tersembunyi dan nilai tukar tinggi. Biaya ini seringkali tidak diungkapkan oleh penyedia layanan.

Menurut World Bank, rata-rata biaya pengiriman uang global adalah 6,04%—ini berarti ketika seorang TKI mengirim Rp5,000,000 ke Indonesia, ia dapat dikenakan biaya sekitar Rp300,000. Akibatnya, keluarga di Indonesia seringkali menerima jumlah uang yang lebih sedikit dari yang mereka harapkan.

“Dulu, aku sempat magang di salah satu penyedia layanan remitansi di Hong Kong, dan memang dikenakan berbagai macam biaya yang cukup besar untuk mengirim uang ke Indonesia. Banyak teman-teman TKI saya juga harus mengeluarkan biaya lain di luar transaksi, seperti biaya transportasi untuk ke bank, dan sebagainya,” jelas Heni.

Karena itulah, Heni kemudian memilih Wise untuk mengirim uang kepada keluarganya di Indonesia. Wise menyediakan layanan pengiriman uang ke lebih dari 70 negara di seluruh dunia dengan nilai tukar pasar tengah yang dapat ditemukan di Google atau Reuters, tanpa markup nilai tukar, dan mengenakan biaya rata-rata sebesar 0,65%.

“Dengan cara ini, saya dan keluarga saya di Indonesia bisa memaksimalkan uang hasil kerja keras kami saat Idul Fitri,” pungkas Heni.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI