Sunah Mandi Malam di 10 Hari Terakhir Ramadan, Dilakukan Sufi hingga Nabi

Senin, 01 April 2024 | 14:23 WIB
Sunah Mandi Malam di 10 Hari Terakhir Ramadan, Dilakukan Sufi hingga Nabi
ilustrasi berdoa (freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan Ramadan menjadi bulan yang penuh pahala. Segala sesuatu memiliki nilai tersendiri di hadapan Allah SWT.

Pada bulan ini, pahala dilipatgandakan dan banyak amal-amalan khususnya. Salah satunya adalah sunah mandi setiap malam bulan Ramadhan, termasuk kesunahan mandi malam lailatul qadar.

Melansir dari Nu Online, pendapat Imam Al-Halimi yang dikutip oleh Al-'Abbadi menyebutkan:

وَيسن الْغسْل لكل لَيْلَة من رَمَضَان نَقله الْعَبَّادِيّ عَن الْحَلِيمِيّ

Baca Juga: 6 Lokasi Bazar Makanan Terkenal di Singapura Selama Ramadan

"Dan disunahkan mandi setiap malam bulan Ramadhan. Al-'Abbadi mengutipnya dari Al-Halimi." (Taqiyuddin Al-Hisni, Kifayatul Akhyar, [Damaskus, Darul Khair: 1994], halaman 48).

Sebagaimana dikutip Ibnu Rajab juga mengatakan bahwa merekay ang merupakan ulama salaf menyunahkan mandi pada setiap malam 10 terakhir bulan Ramadhan.

وكان النّخعيّ يغتسل في العشر كلّ ليلة، ومنهم من كان يغتسل ويتطيّب في الليالي التي تكون أرجى لليلة القدر، فأمر زر بن حبيش بالاغتسال ليلة سبع وعشرين من رمضان

"An-Nakha'i mandi pada setiap malam 10 terakhir bulan Ramadan. Sebagian ulama salaf ada ulama yang mandi dan memakai wewangian pada malam-malam yang paling diharapkan merupakan malam lailatul qadar. Zirr bin Hubaisy memerintahkan mandi pada malam 27 Ramadhan."

Dari Anas bin Malik juga meriwayatkan jika malam 24 Ramadhan beliau mandi, memakai wewangian serta mengenakan izar dan rida', dan setelah subuh beliau melipat keduanya dan tidak mengenakannya lagi sampai waktu yang sama pada tahun berikutnya.

Baca Juga: Doa Malam Lailatul Qadar Dibaca Malam 21, 23, 25, dan 27 Ramadhan, Ini Bacaannya

Ilustrasi Mandi (Freepik)
Ilustrasi Mandi (Freepik)

Pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ashim dari 'Aisyah, beliau berkata:

كان رسول الله إذا كان رمضان قام ونام، فإذا دخل العشر شدّ المئزر، واجتنب النساء، واغتسل بين الأذانين، وجعل العشاء سحورا

"Rasulullah saw pada bulan Ramadhan mendirikan malamnya dan tidur. Apabila masuk 10 malam akhir Ramadhan beliau mengikat kuat izarnya, menjauhi istri, mandi di antara dua azan (Magrib dan Isya') dan melakukan shalat isya pada waktu sahur." (Abdullah bin Muhammad bin As-Shiddiq Al-Ghumari, Ghayatul Ihsan fi Fadhli Zakatil Fitri ea Fadhli Ramadhan, [Beirut, 'Alamul Kutub: 1985], halaman 59).

Berdasarkan riwayat-riwayat di atas, disunahkan mandi pada malam 10 terakhir bulan Ramadan atau malam lailatul qadar. Dalam arti malam-malam yang diharapkan lailatul qadar berada pada malam-malam tersebut. Bahkan tidak hanya mandi, melainkan berhias dengan menggunakan wewangian dan mengenakan pakaian yang bagus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI