Menparekraf Sandiaga Uno Ingin Sektor Pariwisata dan Hospitality Jadi Ekonomi baru di Indonesia

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 31 Maret 2024 | 08:13 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Ingin Sektor Pariwisata dan Hospitality Jadi Ekonomi baru di Indonesia
Menparekraf Sandiaga Uno. (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengungkapkan harapannya bahwa sektor-sektor berbasis jasa seperti pariwisata dan hospitalitas akan menjadi bagian dari ekonomi baru bagi Indonesia. Hal tersebut diungkapkan oleh Sandiaga Uno dalam acara "Outlook Kepariwisataan sebagai New Economy Labuan Bajo Flores-NTT", yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

"Sektor ekonomi baru belakangan ini menjadi topik yang sedang hangat dibicarakan sebagai bagian dari transformasi dari ekonomi yang berbasis manufaktur menuju ekonomi yang berbasis jasa seperti pariwisata & hospitalitas. Melalui kegiatan webinar ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang sektor ekonomi baru, serta membawa perubahan dalam lanskap bisnis Indonesia, yang akan berdampak pada perekonomian daerah. Kami berharap Badan Otorita dan Kemenparekraf dapat terus bekerja sama untuk mengembangkan sektor pariwisata di wilayah Floratama, NTT secara khusus, dan Indonesia secara umum," ungkap Sandi.

Menparekraf Sandiaga Uno. (Dok. Istimewa)
Menparekraf Sandiaga Uno. (Dok. Istimewa)

Sementara itu, Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Ayodhia Kalake, juga menyatakan bahwa sektor pariwisata telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian daerah.

"Pariwisata telah menjadi industri yang memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi dengan cepat, dengan mencakup berbagai aspek seperti kesempatan kerja dan peningkatan taraf hidup melalui sektor usaha ekonomi kreatif dan pariwisata. Dengan menetapkan pariwisata sebagai sektor unggulan dalam pembangunan bangsa, ini memberikan dampak besar pada pengembangan sektor pariwisata di NTT," jelas Ayodhia.

Baca Juga: Masih Hati-hati Sikapi Hak Angket, PPP Dapat Tawaran Gabung Pemerintah Baru? Begini Kata Sandiaga

Dalam diskusi tentang Tantangan Global – Lokal dan Trend Kepariwisataan Ke Depan, Drs. Rikard Bagun, Redaktur Senior Kompas, menyatakan bahwa pariwisata menjadi topik yang dibicarakan oleh semua orang di semua negara, termasuk Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Menurutnya, Labuan Bajo perlu melihat tantangan ini sebagai peluang.

"Dalam skala global, pariwisata menjadi perhatian semua orang dan semua negara, termasuk Labuan Bajo. Ini merupakan tantangan bagi kita namun juga peluang yang besar. Target kunjungan ke Indonesia pada tahun 2030 adalah sebanyak 1.8 miliar wisatawan, dan kita berharap angka ini juga terdistribusi ke Labuan Bajo, Flores, NTT. Di sisi lain, kita juga harus siap, tidak hanya dari pemerintah dan pelaku industri, tetapi juga dari masyarakatnya," ungkap Redaktur Senior Kompas tersebut.

Untuk menangkap peluang dan menghadapi tantangan tersebut, Francisia Ery Seda menjelaskan bahwa telah terjadi transformasi sosial budaya yang dibawa oleh pariwisata, yang membawa dampak baik negatif maupun positif. Menurutnya, strategi yang bisa dilakukan adalah melalui kebijakan pemerintah yang inklusif dan transformatif guna mendukung komunitas lokal agar mampu mengembangkan jati diri mereka, meskipun mereka berinteraksi dengan budaya asing melalui pengembangan industri pariwisata.

"Strategi pembangunan pariwisata perlu memberikan prioritas pada komunitas lokal, dengan memberikan tindakan afirmatif sehingga mereka dapat bersaing secara sehat dengan pendatang dari luar Labuan Bajo," jelas Dosen Studi Pembangunan Departemen Sosiologi FISIP UI tersebut.

Pengembangan DPSP Labuan Bajo yang terintegrasi dan berdampak pada Flores dan NTT secara keseluruhan membutuhkan orkestrasi ekosistem pariwisata dari semua pihak yang terlibat.

Baca Juga: Kelihatan Hati-hati, Sandiaga Akui Kader PPP Diminta Tak Bicara Soal Hak Angket Kecurangan Pemilu

Frans Teguh menjelaskan bahwa terdapat 4 isu utama dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, yaitu keterpaduan infrastruktur berkelanjutan, SDM dan kontribusi lokal, penyediaan komoditas lokal pendukung pariwisata, dan peningkatan kapasitas destinasi, yang semuanya membutuhkan kolaborasi dan sinergi di antara pemangku kepentingan.

"Saat ini BPOLBF telah mengadakan dan merencanakan beberapa program seperti orkestrasi tata kelola pariwisata di Labuan Bajo melalui forum-forum stakeholder, pembentukan Sistem Terpadu Pintu Masuk Taman Nasional Komodo sebagai World Heritage Site & Cagar Biosfer, Tourism Information Center Labuan Bajo Flores, Forum dengan Lembaga Internasional/LSM, Forum GM Hotel, dan Forum dengan Asosiasi/Komunitas. Melalui program ini, diharapkan terjadi integrasi antar lembaga dalam menjalankan peran dan fungsi mereka sehingga bisa memberikan dampak pada ekonomi dan sosial kita. Mari kita jadikan sektor ini sebagai peluang ke depan," tegas Frans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI