Hari Film Nasional, Ini 3 Fakta Tentang Industri Film Indonesia yang Terus Berkembang

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 30 Maret 2024 | 11:29 WIB
Hari Film Nasional, Ini 3 Fakta Tentang Industri Film Indonesia yang Terus Berkembang
Ilustrasi Haril Film Nasional. (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Film-film seperti ‘Nyanyian Akar Rumput’, ‘The Science of Fiction’, dan ‘Perempuan Tanah Jahanam’ telah dipertontonkan, mencerminkan kekayaan dan keragaman sinema Indonesia serta menunjukkan peningkatan minat dan dukungan masyarakat terhadap industri film nasional.

Kemendikbudristek juga mengakui peran penting komunitas film lokal melalui inisiatif Apresiasi Film Indonesia (AFI), yang telah berhasil menjangkau 79 komunitas di 10 kota sejak dimulai pada tahun 2022. Program ini terus diperluas dan menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam industri perfilman di Indonesia.

3. Pelestarian Warisan Film Nasional

Direktorat Perfilman, Musik, dan Media telah melakukan berbagai upaya pengarsipan, pendokumentasian, dan preservasi film sesuai amanat UU no 33 tahun 2009 tentang perfilman. Ini termasuk proses digitalisasi 332 judul film Indonesia dari seluloid ke format digital sejak tahun 2016, serta pengarsipan poster film bersejarah yang dulunya digunakan sebagai alat promosi di bioskop.

Selain itu, komitmen pada restorasi film juga dilakukan untuk mengembalikan kondisi asli gambar dan suara film, terutama untuk film-film lama yang masih menggunakan seluloid dan rentan terhadap kerusakan. Hingga saat ini, lima film telah direstorasi, termasuk karya-karya penting seperti 'Darah dan Doa' (The Long March) karya Usmar Ismail yang direstorasi pada tahun 2013, serta 'Pagar Kawat Berduri', 'Kereta Api Terakhir', 'Dr Samsi', dan 'Bintang Ketjil'.

Langkah-langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan materi film tersebut, tetapi juga memastikan agar film-film ini dapat dinikmati kembali oleh generasi saat ini dan masa depan dalam bentuk yang mendekati aslinya, meskipun dengan beberapa kekurangan yang ada, kata Mahendra.

"Melalui Direktorat Jenderal kebudayaan Kami berkomitmen untuk memperkuat ekosistem perfilman Indonesia dengan cara yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan mendukung kegiatan-kegiatan yang memperkaya kebudayaan kami berharap dapat membawa Indonesia ke Kancah Global sebagai negara yang kaya akan kebudayaan dan inovasi," tutur Hilmar Farid, Direktur Jenderal kebudayaan Kemendikbudristek.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI