Jhon Sitorus juga menilai wajar jika Bung Towel mengkritik permainan Timnas Indonesia, terutama saat menang tipis 1-0 di Gelora Bung Karno.
"Kemenangan 1-0 di GBK bahkan dikritik Bung Towel karena memang gol bukan dari open play dan lebih ke faktor keberuntungan (bola liar), apalagi kita sering kehilangan bola dari pemain gelandang ke striker," paparnya.
"Ya, meski kadang menjengkelkan tapi posisi Bung Towel untuk selalu memberi kritik tampak berpengaruh ke skuad STY, barangkali STY juga mendengar kritik-kritik keras dan pedas dan telinganya tidak setipis kesabaran bang Rigen dan bang Poltak," sambungnya.
Terakhir, Jhon Sitorus menilai sudah sepantasnya Timnas Indonesia memiliki mental kuat dengan menerima segala bentuk kritik.
"Jika Timnas siap untuk dipuji, mestinya timnas siap untuk dikritik. Mental harus kuat, karena kritiklah kita tersadar akan kekurangan yang kadang terendap dalam selebrasi berlarut-larut. Karena kritik pula kita bisa berdiri kokoh lalu merasakan kemenangan demi kemenangan," tulisnya.
"Tetaplah memilih jadi oposisi bung Towel, karena kritikmu adalah penyeimbang euforia dan puja puji agar kami tidak terlena. Teruslah mengkritik tajam bung Bung Towel, laksanakan fungsi check and balance untuk sepak bola kita," pungkas Jhon Sitorus.