Suara.com - Saat bulan Ramadan suami istri hanya boleh berhubungan intim di malam hari setelah buka puasa hingga imsak, dan ditutup dengan mandi junub sebelum kembali berpuasa. Lantas, bolehkah berpuasa tapi belum mandi wajib hingga subuh?
Melansir situs Kementerian Agama (Kemenag), Sabtu (23/3/2024) selain suami istri dalam keadaan junub, beberapa umat islam juga enggan mandi di pagi hari dengan alasan dingin. Tapi ternyata ulama memperbolehkan mandi junub setelah fajar atau setelah waktu subuh subuh.
Mandi junub adalah mandi atau menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar, dengan mandi wajib saat seseorang dalam keadaan junub.

Seseorang disebut dalam keadaan junub karena keluarnya mani dari alat kelamin, baik secara sengaja atau tidak. Junub karena melakukan jimak atau berhubungan suami istri, meskipun itu tidak sampai keluar mani.
Bahkan seseorang yang mandi junub karena haid atau jimak ini puasanya tetap dinilai sah, sehingga ia tidak perlu menggantinya di kemudian hari.
Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Kota Bandar Lampung, Ustaz Hidayatullah mengutip NU Online saat pembaca menanyakan hal yang sama.
"Puasanya sah, sebab syaratnya berpuasa tidak ada ketentuan harus suci dari dua hadats," ujar Ustaz Hidayatullah.
Sahnya puasa Ramadan meski baru mandi junub setelah matahari terbit juga diperbolehkan, sebagaimana penjelasan istri Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah dan Ummu Salamah yang mendapati suaminya baru mandi junub setelah memasuki waktu subuh.
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa," ujar penjelasan Aisyah dan Ummu Salamah.
Baca Juga: Benarkah Puasa Tidak Boleh Keramas Karena Bikin Batal? Ternyata Begini Hukumnya
Tata Cara Mandi Junub