Belum Mandi Junub saat Azan Subuh, Puasa Ramadan Tetap Sah? Ini Kata Ulama

Minggu, 24 Maret 2024 | 03:56 WIB
Belum Mandi Junub saat Azan Subuh, Puasa Ramadan Tetap Sah? Ini Kata Ulama
Mandi junub setelah azan Subuh. (Olya Adamovich/Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saat bulan Ramadan suami istri hanya boleh berhubungan intim di malam hari setelah buka puasa hingga imsak, dan ditutup dengan mandi junub sebelum kembali berpuasa. Lantas, bolehkah berpuasa tapi belum mandi wajib hingga subuh?

Melansir situs Kementerian Agama (Kemenag), Sabtu (23/3/2024) selain suami istri dalam keadaan junub, beberapa umat islam juga enggan mandi di pagi hari dengan alasan dingin. Tapi ternyata ulama memperbolehkan mandi junub setelah fajar atau setelah waktu subuh subuh.

Mandi junub adalah mandi atau menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan hadats besar, dengan mandi wajib saat seseorang dalam keadaan junub.

Ilustrasi Puasa (Pixabay)
Ilustrasi Puasa (Pixabay)

Seseorang disebut dalam keadaan junub karena keluarnya mani dari alat kelamin, baik secara sengaja atau tidak. Junub karena melakukan jimak atau berhubungan suami istri, meskipun itu tidak sampai keluar mani.

Baca Juga: Benarkah Puasa Tidak Boleh Keramas Karena Bikin Batal? Ternyata Begini Hukumnya

Bahkan seseorang yang mandi junub karena haid atau jimak ini puasanya tetap dinilai sah, sehingga ia tidak perlu menggantinya di kemudian hari.

Hal ini juga sesuai dengan penjelasan Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Kota Bandar Lampung, Ustaz Hidayatullah mengutip NU Online saat pembaca menanyakan hal yang sama.

"Puasanya sah, sebab syaratnya berpuasa tidak ada ketentuan harus suci dari dua hadats," ujar Ustaz Hidayatullah.

Sahnya puasa Ramadan meski baru mandi junub setelah matahari terbit juga diperbolehkan, sebagaimana penjelasan istri Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah dan Ummu Salamah yang mendapati suaminya baru mandi junub setelah memasuki waktu subuh.

"Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki waktu subuh dalam keadaan junub karena jima’ dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa," ujar penjelasan Aisyah dan Ummu Salamah.

Baca Juga: Bolehkah Keramas Saat Puasa Ramadhan? Ternyata Bisa Bikin Batal, Kalau...

Tata Cara Mandi Junub

Perlu diketahui mandi junub atau mandi wajib tidak hanya dilakukan setiap suami istri telah melakukan hubungan badan, tapi juga harus dilakukan setiap alat kelamin lelaki maupun perempuan mengeluarkan air mani atau air yang keluar setelah orgasme.

Berikut ini niat dan tata cara mandi wajib yang harus diperhatikan:

1. Membaca Niat

Niat adalah kalimat kesengajaan yang diungkapkan dalam hati, lafal niat mandi junub bisa berupa bahasa Indonesia, seperti sebagai berikut:

"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala,".

2. Mengguyur Seluruh Badan

Saat melakukan mandi ini, semua badan wajib disiram, termasuk rambut dan semua bulu yang ada di badan. Air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut atau bulu. Tubuh diasumsikan sudah tidak mengandung najis.

3. Kerjakan Sunnah

Selain dua tahap di atas disarankan juga melakukan sunnah sebelum lakukan mandi junub, yang bisa dimulai sejak masuk kamar mandi seperti sebagai berikut:

  • Saat masuk ke kamar mandi ambillah air lalu basuhlah tangan terlebih dahulu hingga tiga kali.
  • Bersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
  • Berwudhu sebagaimana saat wudhu hendak shalat termasuk doa-doanya. Lalu pungkasi dengan menyiram kedua kaki.
  • Mulailah mandi junub dengan mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu berniatlah menghilangkan hadas dari janabah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI