Suara.com - Putri Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kahiyang Ayu kini turut dinobatkan menjadi tokoh nasional menyusul sang suami, Wali Kota Medan, Bobby Nasution.
Penobatan Kahiyang Ayu menjadi tokoh nasional turut menuai kritikan terutama terkait dengan kapabilitas dan prestasinya terhadap masyarakat. Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK Kahiyang Ayu juga turut disorot oleh publik yang menilai apakah dirinya layak menyandang tokoh nasional atau tidak.
Sebab diketahui, Kahiyang Ayu masih kalah jauh terkait perolehan IPK dibandingkan dengan 'adik-adiknya' yakni Selvi Ananda dan Erina Gudono.
IPK Kahiyang Ayu: Dipertanyakan soal kelayakannya jadi tokoh nasional

Salah satu pihak yang menentang penobatan Kahiyang Ayu menjadi tokoh nasional adalah sosok aktivis media sosial Jhon Sitorus.
Jhon menilai bahwa Kahiyang tak layak menyandang titel tersebut lantaran dirinya dinilai kurang berkontribusi dan menorehkan prestasi.
"(Kahiyang Ayu) tanpa rekam jejak partisipasi, tanpa karya, tanpa kontribusi, tanpa ide, pikiran dan gagasan, tiba-tiba bisa jadi tokoh nasional," kritik Jhon Sitorus.
Terlebih lagi, perempuan yang kini menjadi Tokoh Nasional Padang Sidempuan ini mencapai IPK yang jauh di belakang sosok Selvi Ananda dan Erino Gudono.
Saat lulus, S1 di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan IPK sekitar 3,12. Ia lulus dari program studi Ilmu dan Teknologi Pangan di Fakultas Pertanian dengan mengangkat tugas akhir yang berjudul "Kajian Sifat Sensori dan Fungsional Cake Ubi Jalar Dengan Berbagai Variasi Bahan Baku."
Kendati demikian, Kahiyang akhirnya mendapatkan kesempatan untuk lulus dengan IPK 3,90 kala ia mengambil S2 di Sekolah Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB)
Baca Juga: Pendidikan dan IPK Aldi Taher yang Ngaku Lolos ke Senayan, Intip Judul Skripsinya
IPK Selvi Ananda

Dibandingkan Kahiyang Ayu, Selvi Ananda lebih beruntung lantaran berhasil memperoleh IPK 3,4 saat lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa (STIE AUB).