Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dikritik sejumlah anggota Komisi VI DPR RI. Sebab, ia menunjuk jajaran direksi dan komisaris baru dalam perusahaan pelat merah yang dinilai tidak jelas kompetensinya.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI Fraksi PDIP Darmadi Durianto dalam rapat kerja bersama Erick Thohir dan jajaran kementeriannya pada Selasa (19/3/2024). Menurutnya, latar belakang mereka tak jelas.
"Saya ini banyak terkesan dengan Pak Erick, sangat profesional dalam penempatan direksi dan komisaris. Tapi akhiran ini saya lihat ada berubah Pak Erick. Banyak komisaris enggak jelas kemudian ditempatkan," kata Darmadi.
"Ada yang dalam rangka politik, istrinya dipakai. Ada direksi yang bau-bau politik dimasukkan, padahal tidak kompeten. Ada yang urusan teknik, arsitektur, masuknya ke ngurusin gas," lanjutnya.
Kemudian, ada Anggota Komisi VI Fraksi PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus yang menekankan masalah perombakan di tahun politik ini perlu menjadi perhatian serius. Lantas, siapa saja bos BUMN pilihan Erick?
1. Prabu Revolusi
Prabu Revolusi diangkat menjadi Komisaris Independen PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Ia adalah mantan Deputi Komunikasi 360 TPN Ganjar-Mahfud MD yang berpindah haluan mendukung Prabowo-Gibran.
Corporate Secretary PT KPI Hermansyah Y. Nasroen membenarkan soal pengangkatan tersebut. Dikatakan olehnya, Prabu Revolusi sudah ditetapkan menjadi Komisaris Independen PT KPI sejak 1 Februari 2024 lalu.
Prabu sendiri lahir di Bandung pada tahun 1980 dan merupakan lulusan S1 Teknik Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB). Lalu, ia mengambil program magister atau S2 Komunikasi Politik di Universitas Paramadina.
Baca Juga: Riwayat Karier Mensos Tri Rismaharini, Nangis di DPR Gegara Dengar Cerita Lansia Tak Dapat Bansos
Terakhir, ia memperoleh gelar Doktor dari Universitas Sahid pada tahun 2022. Selain menjadi komisaris, Prabu juga berprofesi sebagai Dosen Ilmu Komunikasi Pascasarjana dan Sarjana di Universitas Paramadina.