Strategi Jitu Jualan Skincare Online, Laris Manis Meski Tanpa Toko Fisik

Senin, 18 Maret 2024 | 11:37 WIB
Strategi Jitu Jualan Skincare Online, Laris Manis Meski Tanpa Toko Fisik
Ilustrasi Jualan skincare online. (Dok. Ninja Xpress)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di zaman serba digital ini, siapa pun berpeluang membuka bisnis dan memasarkan produknya secara online. Fakta ini diungkap dan dirasakan langsung oleh pendiri LS Skincare Reborn, Aceng Sunanto, saat menerima penghargaan Top Brand Skincare 2024 dalam ajang 3.0 Award Trends 2024.

Ia menceritakan pengalamannya jualan online skincare brand lokal asal Majalengka, Jawa Barat. Mengaku tak punya toko fisik untuk menjual produknya, Aceng mengandalkan TikTok Shop sebagai salah satu saluran berjualannya.

Dan ketika TikTok Shop ditutup, Aceng pun harus berusaha ekstra untuk menyelamatkan brand skincare buatannya yang berdiri pada 2020 silam.

"Kayaknya kemaren pas TikTok Shop tutup tetap struggle (berjuang), tapi punya platform dan website sendiri, jadi kita tetap bisa struggle. Jadi memang jelas 4 hingga 5 hari cukup terasa, karena itu tempat berjualan andalan," ujar Aceng Sunato dalam keterangan yang diterima suara.com beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Review Skincare Bareng, Wajah Fuji Disebut 'Kebanting' Jauh dengan Tasya Farasya yang Glowing: Beda Banget!

Setelah melewati masa yang berat tersebut, Aceng dan istrinya tidak berpuas diri. Dengan jumlah tim yang mencapai 80 orang, dan dalam waktu dekat bakal memiliki pabrik skincarenya sendiri hingga terus melakukan inovasi produk, Aceng juga kerap berbagi tips dan trik berjualan skincare secara online.

Berikut ini tips jualan skincare online, baik untuk perorangan maupun jika ingin membuat barangnya sendiri, berdasarkan pengalaman yang dirasakan Aceng Sunanto secara langsung:

1. Andalkan distributor dan agen

Menurut Aceng, penjualan produk terbaik yaitu sebaik mungkin mampu mendekati konsumen. Jika tidak memiliki toko offline, maka sistem berjualan distributor dan agen bisa jadi pilihan.

Distributor adalah pihak perantara yang menyalurkan produk dari produsen ke retailer maupun konsumen. Sedangkan agen adalah orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha perwakilan. Sehingga walaupun tidak memiliki toko offline, namun pelanggan bisa mendatangi agen terdekat untuk menanyakan dan mencari informasi lebih dalam terkait produk.

Baca Juga: Megah bak Istana, Rumah Bos Skincare Reza Gladys Bikin Netizen Takjub: Sultan Raffi Ahmad Kalah

"Kita juga punya sistem distributor dan agen, kebetulan per hari ini dibarengi mendapatkan penghargaan ini (penyelenggaraan Indonesia Award Magazine), kita ada 2 distributor. Tadinya nggak ada distributor, tapi sekarang ada di Brebes sama Cirebon," papar Aceng.

2. Produk terdaftar di BPOM

Menurut Aceng, meski dirinya belum memiliki toko offline yang tidak sedikit membuat banyak orang ragu, ia memastikan bahwa kualitas skincare miliknya bisa dipercaya konsumen dengan jaminan sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Menurutnya, tidak kurang dari 38 varian skincare miliknya semua sudah memiliki izin edar sehingga masuk kategori legal.

"Sekarang banyak kandungan legal yang niacinamide kan itu sudah banyak brand yang pakai, sudah nggak zaman lagi hidrokuinon dan merkuri kalau sekarang," papar Aceng.

3. Investasi dari leher ke atas

Meski ungkapan ini terdengar klasik, namun sebagai pengusaha skincare yang pernah meraih 2 penghargaan di 2021 dan 2 penghargaan lainnya di 2022 ini bercerita kalau dirinya selalu berusaha semaksimal mungkin menambah ilmu pengetahuan untuk dirinya, agar pola pikirannya terus terasa untuk membuat produk dengan inovasi yang bisa menjawab kebutuhan para beauty enthusiat.

"Apalagi bisnis yang tidak ada matinya itu ada 3, kecantikan, keuangan, sama kesehatan," ungkapnya.

"Kita mencari ilmu strategi berjualan secara online maupun offline itu yang terbarukan, karena saya rutin setiap bulan atau per triwulan (3 bulan) saya melakukan workshop berbayar, ikut kelas Helmi Yahya juga, itu yang penting sih. Ini karena saya yakin walaupun mahal, investasi leher ke atas itu berguna dan sampai kapanpun nilainya sangat besar, itu yang dipegang sampai sekarang," sambungnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI