Putus Aliran Air Warga, Caleg Sumedi Lebih Dibela Ketimbang Wali Kota Cilegon

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 15 Maret 2024 | 11:08 WIB
Putus Aliran Air Warga, Caleg Sumedi Lebih Dibela Ketimbang Wali Kota Cilegon
Sumedi Madasik, Caleg PKS yang Beri Subsidi Air Bersih ke Warga (Dok. Info Pemilu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sumedi Madasik memutus aliran air bersih ke warga Cisuru, Suralaya usai dirinya gagal menjadi anggota DPRD Cilegon. Bantuannya itu pun dianggap hanya sebagai pencitraan karena begitu dirinya kalah, langsung diputus.

Namun, beberapa pihak justru menilai bahwa yang lebih pantas disebut pencitraan adalah Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian. Sebab, ia baru memberikan bantuan air bersih bagi warga Cisuru saat momen ini tengah viral.

Terkait hal itu, Sumedi sudah memberikan klarifikasi mengapa dirinya memutus aliran air bersih. Alasannya ini dapat diketahui selengkapnya melalui fakta-fakta Sumedi vs Wali Kota Cilegon yang dinilai pencitraan.

1. Sumedi Lima Tahun Bantu Warga Pakai Uang Pribadi

Sumedi mengatakan bahwa sejak tahun 2019, ia mengalirkan air sejauh 2 kilometer dari tempat tinggalnya ke permukiman warga di bukit. Air dari sumur bor miliknya tersebut kemudian dipompa ke rumah-rumah warga.

Ia menyebut ada kesepakatan dengan warga terkait pungutan biaya Rp 10 ribu per kubik air dari sumurnya. Adapun rinciannya, Rp 5.000 diserahkan ke Sumedi dan sisanya masuk ke kas warga untuk perawatan mesin pompa.

"Sejak 2019 pada bulan Maret, mulai dialirkan jaraknya juga jauh dari titik sumur bor 2 km ke masyarakat, kebetulan posisinya nanjak sehingga menggunakan pompa satelit 5pk dengan tegangan 35 volt," ungkap Sumedi, Kamis (14/3/2024).

"Saya minta untuk membantu bayar listrik nggak apa-apa deh per kubik Rp 5.000, tapi silakan kalau dipasang Rp 10 ribu yang Rp 5.000 buat income masyarakat sendiri saya tetep minta Rp 5.000 per kubik," lanjutnya.

Hasil kesepakatan itu pun berjalan hampir 5 tahun. Sumedi menuturkan, setiap bulan hasil pembayaran warga yang memanfaatkan air bersih sumur bornya tersebut mencapai total sekitar Rp 1,5-2 juta.

Baca Juga: Caleg Gagal Putus Aliran Air Bersih Warga, Pengelola PLTU Jawa 9&10 Bersama Walikota Cilegon Gerak Cepat

Sementara itu, Sumedi mengklaim menyubsidi biaya listrik karena tak cukup jika hanya mengandalkan iuran warga. Total biaya yang perlu dibayar sekitar Rp4-4,5 juta, sehingga ia harus nombok Rp2-2,5 juta setiap bulannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI