Suara.com - Sosok Helena Lim, yang dikenal sebagai Crazy Rich PIK (Pantai Indah Kapuk), sedang menjadi pusat perhatian publik. Ia diduga terlibat dalam kasus korupsi terkait perdagangan komoditas timah di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk antara tahun 2015 hingga 2022.
Helena Lim, yang juga dikenal sebagai seorang sosialita keturunan Tionghoa, memiliki beberapa usaha di sektor kesehatan dan fashion.
Ini bukan kali pertama Helena Lim menjadi sorotan media karena kontroversinya. Sebelumnya, ia telah menjadi perbincangan karena tindakan-tindakan seperti memamerkan kekayaan dan mendapat teguran dari KPI, mengikuti tren mandi susu, serta terlibat dalam kontroversi seputar vaksinasi Covid-19 beberapa tahun yang lalu.
Sebagai sosialita dengan gaya hidup mewah, Helena Lim pernah menghabiskan sejumlah uang yang fantastis, seperti ketika ia menggelar pesta ulang tahun dengan biaya mencapai Rp 7 miliar hanya dalam satu malam. Acara tersebut dihiasi dengan dekorasi yang mewah dan dihadiri oleh bintang-bintang terkenal.
Baca Juga: Penampakan Rumah Mewah Helena Lim, Crazy Rich PIK yang Diduga Terseret Kasus Korupsi
Helena Lim juga mengundang sejumlah selebriti termasuk Maia Estianty, Yuni Shara, dan Aming untuk merayakan ulang tahunnya dengan kemewahan yang menjadi ciri khasnya.
Helena mengungkap bahwa pada sekitar tahun 1996, ia pernah bekerja di sebuah bank di kota kelahirannya, Medan, Sumatera Utara, dengan mendapatkan gaji sebesar Rp450 ribu per bulan.
Namun, tidak lama setelah ia mulai bekerja, terjadi krisis moneter yang mengguncang perekonomian. Helena Lim kemudian menggunakan keahliannya dalam pemasaran bank untuk bertahan. Dia mulai terlibat dalam perdagangan dolar dan properti, dan dengan tekun, ia menjadi andalan bagi kliennya sebagai broker.
"Aku beranikan diri telepon customer entar kalau kamu pengin beli atau jual rumah atau tanah, cari aku ya. Kala mau jual beli dolar, cari aku ya," kata dia dikutip dari YouTube The Hermansyah A6.
Berkat pekerjaannya itu, Helena Lim mendapatkan penghasilan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. "Dulu, saya hanya mendapatkan gaji sebesar Rp450 ribu per bulan. Sekarang, saya bisa mendapatkan antara Rp15 juta hingga Rp30 juta per hari," katanya.
Dia menjelaskan bahwa meskipun pekerjaannya secara resmi adalah dalam bidang pemasaran, dia sering duduk di kursi layanan pelanggan dan teller, menyambut klien yang datang, dan semua itu bermula dari situ.
Setelah berhasil membangun basis pelanggan yang kuat di Medan, Helena Lim memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Di sana, dia menjalankan usaha dengan modal dari salah satu klien.
"Aku yang ngurusin, dia yang buka tokonya. Dia titipin modal, gak usah banyak gapapa, kurang duitnya aku pinjemin," beber ibu empat anak itu.