JYK menggunakan warna hitam sebagai simbol stabilitas, ornamen emas sebagai simbol kejayaan dan kemenangan, merah sebagai simbol kepercayaan diri, dan putih sebagai simbol kebebasan dan keterbukaan dalam arti tulus dan tanpa hiasan.
Ia menambahkan bahwa bahan yang digunakan dalam koleksi ini dipilih untuk menciptakan kesan stabilitas dan kekuatan, termasuk bahan seperti mikado, wol, suiting, sutra charmeuse, dan taffeta, diimbangi dengan organza dan kain lembut seperti sifon dan sutra charmeuse.
Pada koleksi terbarunya ini, JYK memadukan unsur budaya tradisional Batak dengan gaya arsitektur Italia, khususnya gaya Gotik dengan ciri geometris dan jendela besar, serta gaya baroque Italia yang dramatis.
Hal ini merupakan bagian integral dari identitas JYK Label yang saya sebut dengan 'Akin', artinya selalu mengambil inspirasi dari akar budaya sang desainer, yang juga memiliki warisan Batak dan memperoleh pengalaman selama belajar fashion di Istituto di Moda Burgo di Milan, Italia.
Arsitektur menjadi salah satu benang merah yang menghubungkan budaya Batak dan Italia. Meski asal usul budayanya berbeda, arsitektur Batak dan gaya Gotik memiliki kesamaan, terutama dengan adanya Gorga dan Gargoyle, yang menjadi ciri khas arsitektur Gotik dan didirikan untuk perlindungan.
“Saat membuat koleksi 'Dalihan Na Tolu' ini, saya kini lebih memperhatikan budaya ibu Batak saya yang sangat saya banggakan. Saya telah menemukan filosofi mendalam masyarakat Batak yang secara sempurna mewakili kisah koleksi ini. Saya ingin untuk mendedikasikan koleksi ini untuk ibuku,' ujarnya.