Berbeda dengan Ahmad Sahroni, Ahok mengawali bisnisnya pada tahun 1992 sebagai Direktur PT Nurindra Ekapersada sebagai persiapan membangun pabrik Gravel Pack Sand pada tahun 1995.
Pada tahun 1995, Basuki memutuskan berhenti bekerja di PT Simaxindo Primadaya. Ia kemudian mendirikan pabrik di Dusun Burung Mandi, Desa Mengkubang, Kecamatan Manggar, Belitung Timur.
Pada akhir tahun 2004, seorang investor Korea berhasil diyakinkan untuk membangun Tin Smelter (pengolahan dan pemurnian bijih timah) di KIAK.
Pada tahun yang sama, ia juga terjun ke dunia politik dengan bernaung di bawah Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai ketua DPC Partai PIB Kabupaten Belitung Timur.
Pada pemilu 2004, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009. Partai PIB adalah partai politik yang didirikan oleh Alm. Sjahrir.
Pada Pilkada Kabupaten Belitung Timur 2005, ia berhasil menjadi Bupati dengan dipasangkan Wakil Bupatinya Khairul Effendi.
Ia juga sempat mengikuti pemilihan Gubernur pada tahun 2007 tapi tidak menang. Setelahnya ia melenggang lagi menjadi anggota DPR RI pada periode 2009-2014.
Setelah itu, pada tahun 2012 ia maju menjadi Wakil Gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo. Kemudian, ia naik pangkat menjadi Gubernur DKI usai Jokowi meletakkan jabatannya dan dilantik menjadi Presiden RI tahun 2014.
Baca Juga: Adu Pendidikan dan Pengalaman Ahok vs Anies Baswedan, Sama-Sama Moncer Tapi Ogah Bersatu?