Peduli dengan Hak Asasi Perempuan, Melanie Subono Bahkan Mentato Tubuhnya dengan Tulisan Ini

Dinda Rachmawati Suara.Com
Sabtu, 09 Maret 2024 | 10:05 WIB
Peduli dengan Hak Asasi Perempuan, Melanie Subono Bahkan Mentato Tubuhnya dengan Tulisan Ini
Melanie Subono saat di Kantor Suara.com. (Suara.com/Hyoga D. Murti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musisi dan aktivis Melanie Subono dikenal kerap menyuarakan ketidakadilan, khususnya dalam isu pekerja migran dan perempuan. Ketertarikannya akan hal tersebut yang membuat dirinya mentato tubuhnya dengan deklarasi Hak Asasi Perempuan Pertama di dunia. 

"Women is born free and remains equal to man in rights," begitu bunyi tulisan yang tertulis dalam tubuh Melanie. Cucu BJ Habibie itu pun lantas menceritakan apa soal makna mendalam di balik tatonya tersebut.

"Ini tulisannya deklarasi Hak Asasi Perempuan Pertama di dunia. Kalau enggak salah di Prancis tapi gue lupa kota apa, tahun 1791," pungkasnya dalam wawancara bersama Suara.com belum lama ini.

Menurutnya, tulisan itu menandakan bahwa perempuan itu terlahir bebas, dan setara secara hak dengan pria. Ini kata dia juga menjadi pengingat penting untuk dirinya seperti tato-tatonya yang lain.

Baca Juga: Hagen-Dazs Rose Project, Rayakan Perempuan Tanpa Tanda Jasa Yang Perjuangkan Potensi Dirinya Di Dunia

Sebab, perempuan kelahiran Jerman, 47 tahun silam itu memang selalu menjadikan tato-tato di tubuhnya sebagai pengingat dan menguatkan prinsipnya secara pribadi. 

"Jadi kadang-kadang gue butuh reminder, you know what, its okay, kita tu lahirnya bebas kok, kita lahirnya bebas. Jadi gue mau buat tato ini as a reminder untuk gue karena gue bukan orang yang akan ngomong oh ya gue cinta standar ibu Kartini, ibu Teresa, ngga gitu lho. Gue butuh orang yang menguatkan gue secara prinsip, dan kata-kata ini sangat principal banget menurut gue," pungkasnya.

Benar saja, hingga saat ini Melanie memang selalu berpegang pada prinsipnya dengan membela bahkan mendampingi banyak perempuan, terutama pekerja migran untuk mendapatkan keadilan. 

Menurutnya, rasa untuk menindak ketidakadilan ini telah dimilikinya sejak kecil. Berdasarkan cerita dari orangtuanya, Melanie sering mempertanyakan sesuatu yang tidak berjalan seharusnya. 

Baca Juga: Rayakan International Women's Day 2024, Yoursay Gelar Talkshow Ajak Perempuan Semangat Meraih Impian

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI