Suara.com - Sosok Sugeng Teguh Santoso belakangan ini mencuri perhatian publik. Ia dikenal sebagai Ketua Indonesia Police Watch (IPW).
Namun kini namanya banyak dimuat di media massa karena melaporkan calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Oleh Sugeng, Ganjar diduga menerima gratifikasi dari premi asuransi Bang Jateng senilai Rp100 juta, ketika menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Dan kini laporan Sugeng tengah ditindaklanjuti oleh KPK. Tak sedikit yang menilai, laporan tersebut bertendensi politis.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Suka Nyetrika Baju Alam Ganjar, Siti Atikoh Wanti-Wanti Calon Mantunya Kelak
Sebab, selain menjadi Ketua IPW, Sugeng juga tercatat sebagai kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Tak hanya sebatas kader, Sugeng juga menjadi Ketua DPD PSI Kota Bogor dan kini maju sebagai calon anggota legislatif.
Lantas seperti apakah sosok Sugeng Teguh Santoso? Berikut ulasannya.
Selain terjun di dunia politik, Sugeng juga merupakan seorang praktisi hukum. ia lahir di Semarang, 13 April 1966.
Ayahnya merupakan aktivis buruh di perusahaan tempatnya bekerja. Sementara ibunya berprofesi sebagai guru.
Meski lahir di Semarang, Sugeng menempuh pendidikan di Jakarta. Ia bersekolah di SDN Pademangan Timur 04 dan lulus pada 1979.
Lalu ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 42 Jakarta, lulus pada 1982 dan SMA Negeri 15 Jakarta, lulus pada 1985.
Sugeng kemudian melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan menyelesaikan studinya pada 1991.
Karier di bidang hukum
Karier Sugeng di bidang hukum dimulai ketika ia masih berkuliah di FHUI. Pada periode 1988-1991, ia pernah magang di LBH Jakarta.
Dan setelah setahun lulus kuliah ia mendidikan kantor hukum SH'S & Partners. Lalu pada 1993, ia kembali mendidikan kantor hukum yang diberi nama Santoso & Partners.
Sugeng juga dikenal sebagai sosok yang gemar berorganisasi, utamanya setelah ia berprofesi sebagai advokat atau pengacara.
Ia pernah tergabung dalam Tim Pembela Demokrasi Indonesia pada 1996. Dan setahun kemudian Sugeng mendirikan Serikat Pengacara Indonesia (SPI).
Sugeng juga berperan dalam mendidikan Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI).
Ia turut aktif dalam Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). Disana Sugeng sempat menjabat sebagai Wakil Bendahara Umum.
Sebagai pengacara, Sugeng dikenal sebagai spesialis menangani kasus tindak pidana korupsi atau tipikor.
Ketika kasus suap mantan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini bergulir, Sugeng menjadi penasihat hukum Komisaris PT Kernell Oil Simon Ginawan Tanjaya.
Tak hanya itu, SUgeng juga pernah menjadi kuasa hukum Ary Mulady yang menjadi terdakwa dalam kasus percobaan suap terhadap Pimpinan KPK Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah.
Sugeng juga tercatat sebagai kuasa hukum mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin yang terjerat kasus korupsi anggaran SKPD dan gratifikasi.
Kiprah di politik
Sebelum bergabung dengan PSI, Sugeng pernah maju sebagai Calon Wakil Wali Kota Bogor nomor urut 4 pada 2018.
Kala itu ia mendampingi kader PDI Perjuangan Dadang Iskandar Danubrata. Namun pasangan itu kalah dan hanya meraup 13,13% suara.
Setahun kemudian, Sugeng bergabung dengan PSI dan langsung menjabat sebagai Ketua DPD PSI Kota Bogor.
Ia langsung maju sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2019 namun gagal menuju Senayan.
Pada Pemilu 2024, ia kembali mencoba peruntungannya untuk merebut kursi di DPRD Kota Bogor dari Dapil Bogor I.
Kontributor : Damayanti Kahyangan