Suara.com - Munggahan atau Punggahan merupakan tradisi yang dilaksanakan oleh umat Islam di kawasan Jawa, utamanya Jawa Tengah dalam menyambut bulan Ramadhan. Oleh karenanya dalam kasanah sastra nusantara dikenal adanya menu munggahan puasa. Apa saja?
Berdasarkan jurnal berjudul Tradisi Punggahan Menjelang Ramadhan, tradisi munggahan diperkenalkan pertama kali oleh Sunan Kalijaga ketika menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Munggahan merupakan metode akulturasi budaya untuk menyebarkan agama Islam.
Biasanya munggahan akan dilaksanakan di rumah atau di mushala dengan mengundang tetangga, sanak saudara sekitar. Mereka akan berdoa dan melaksanakan tahlil. Mereka akan duduk mengelilingi makanan yang dibungkus secara khusus. Setelah berdoa bersama, makanan tersebut dibawa pulang untuk disantap bersama di rumah dengan keluarga masing-masing.
Menu munggahan puasa
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Buka Puasa dengan Makanan Manis Baik untuk Kesehatan?
Menu munggahan puasa tidak sama dengan menu sehari-hari, ada beberapa makanan khusus yang harus ada dalam pelaksanaan munggahan.
Menu yang wajib disediakan dalam tradisi munggahan ialah apem, pasung, pisang raja, dan ketan. Menu tersebut menjadi simbolisasi, yang artinya adalah sebagai berikut.
1. Ketan
Melambangkan kesucian yang akan diperoleh masyarakat selama melaksanakan ibadah puasa selama bulan ramadhan. Ketan sebagai simbolisasi membersihkan diri dari kesalahan. Melalui sedekah ketan, diharapkan kesalahan kita dimaafkan oleh Allah Swt.
2. Apem
Baca Juga: Potensi Perbedaan Awal Ramadhan, Wapres: Giliran Lebaran Ikut yang Lebih Dulu, Itu Tak Betul!
Melambangkan permohnan maaf dan memohon ampun kepada Allah Swt sebelum memasuki bulan puasa ramadhan. Diharapkan ibadah puasa kita juga akan diterima oleh Allah Swt.
3. Pasung
Merupakan sebuah kue yang menyimbolkan tekad diri untuk menahan hawa nafsu dalam menjalan ibadah puasa ramadhan. Ini termasuk memasung amarah, agar kita dapat menjadi lebih sabar dan setelah ibadah puasa selesai dijalani, kita menjadi sosok yang lebih bijaksana.
4. Pisang raja
Menu munggahan puasa terpenting dalam khasanah spiritual Jawa ialah Pisang raja. Pisang jenis khusus ini menjadi simbol harapan agar keinginan kita diwujudkan oleh Allah Swt.
Keinginan-keinginan itu misalnya dapat melaksanakan ibadah puasa secara khusyuk dan setiap hajat kita di masa depan mendapatkan ridho dari Allah Swt. Dengan demikian, diharapkan kita mencapai level tertinggi pahala dalam ibadah puasa, sehingga kita pun dapat mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat nanti.
Manfaat yang tersirat dalam tradisi munggahan
Tradisi munggahan merupakan tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Jawa. Ketika tradisi ini dilaksanakan, ini juga menandakan masyarakat menikmati kemakmuran dan kesejahteraan bersama-sama, bahwasannya rezeki tidak dimakan sendiri tetapi mengingat dan mengajak saudara serta tetangga menikmatinya.
Tradisi ini juga mempererat persatuan dan kesatuan. Perkumpulan dapat meningkatkan rasa persaudaraan. Ketika mereka memakan makanan yang sama, mereka merasakan suatu kebersamaan. Tidak akan ada yang mampu memecahbelah masyarakat ketika rasa persatuan dan kesatuan itu telah dimiliki secara erat di antara masyarakat itu sendiri.
Demikian itu informasi mengenai menu munggahan puasa ramadhan. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Mutaya Saroh