Sebagai ajudan dan yang sedang berada di markas, Agustinus bertugas menyiapkan segala keperluan dan perlengkapan Prabowo untuk terjun. Namun saat itu, ia menemukan kejanggalan.
"Payung itu ada tiga, saya agak sedikit bertanya-tanya, mengapa payung itu ada tandanya. Sementara ratusan kali saya terjun sama beliau tidak pernah ada tulisan 'ini untuk siapa'," ungkap Agustinus.
Karena sadar ada sesuatu yang mencurigakan, Agustinus pun memutuskan untuk menukar perlengkapan terjun milik Prabowo dengan punyanya.
"Setelah saya siapkan semua, payung punya beliau ini saya tukar dengan payung saya. Payung beliau masih di markas, sementara payung saya, saya panggul saya bawa ke kediaman dinas beliau," kata Agustinus.
Ia tidak berani menyebut kejanggalan itu kepada Prabowo. Agustinus pun tidak mau menduga ada seseorang yang berusaha melakukan percobaan untuk mencelakai Prabowo Subianto saat itu.
Singkat cerita, ketika terjun dari pesawat kejadian nahas menimpa Agustinus. Ia tidak pada posisi seharusnya penerjun payung ketika melompat keluar dari pesawat.
"Pada saat saya loncat, saya kaget ternyata kaki saya berada di atas kepala di bawah. Dua penerjun setelah saya melintas di di atas saya," cerita Agustinus.
Seketika ia menyadari payung yang dipakainya ada masalah, perlengkapan terjun yang seharusnya dipakai Prabowo. Agustinus kemudian berusaha mengerakkan kakinya seperti mengayuh agar posisi badannya berbalik.
Begitu posisi badannya benar, ia langsung menarik tuas parasut cadangan. Namun sayang, payung cadangan belum mengembang sempurna, tubuh Agustinus sudah lebih dahulu menghantam tanah.
Baca Juga: Gebrakan Prabowo Sebelum Sah Jadi Presiden: Tak Butuh Hotel BUMN Hingga Rasionalisasi
Nyawanya selamat, namun tubuh Agustinus cedara berat hingga harus dirawat di rumah sakit. Mengetahui ajudannya mengalami kecelakaan, Prabowo langsung menjenguk.