Suara.com - Calon presiden sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sosoknya sedang terus menjadi sorotan pasca pemungutan suara Pemilu 2024. Publik pun menyoroti kaki Prabowo yang terlihat pincang ketika berjalan.
Mantan ajudan Prabowo, Kapten (Purn) Agustinus Susanto mengungkapkan penyebab kaki Prabowo agak pincang. Dalam video yang diunggah ke kanal YouTube Deddy Corbuzier (5/3/2024), Agustinus membeberkan kisahnya.
"Banyak berita simpang siur tentang kakinya Pak Prabowo itu kenapa? Kecelakaan dimana?" tanya Deddy kepada Agustinus.
"Kakinya pak Prabowo itu dulu pada saat beliau free fall itu terjadi kecelakaan. Sehingga kakinya patah dan harus dipen," ungkap Agustinus.
Baca Juga: Gebrakan Prabowo Sebelum Sah Jadi Presiden: Tak Butuh Hotel BUMN Hingga Rasionalisasi
"Makanya jalannya beliau agak pincang apalagi kalau kena udara yang dingin. Ditambah beliau kan sekarang sudah umur 73 tahun," imbuhnya.
"Tapi kan masih hujan-hujanan," sahut Deddy.
"Kalau itu saya enggak bisa melarang. Pernah pada saat beliau masih muda, masih menjabat sebagai Danjen Kopassus, saya sampaikan, mohon izin pak pakai jas hujan," kata Agustinus.
"Beliau menjawab, untuk apa, kita kan prajurit, hujan itu adalah teman kita," imbuhnya.
Cerita lain soal Prabowo pun sampai membuat Agustinus sedih hingga menangis. Lantaran atasannya saat itu nyaris bernasib malang ketika terjun payung di Pidie, Aceh.
Baca Juga: Soal Diracun, Prabowo Marah Besar ke Connie Rahakundini Bakrie
"Saya kalau ingat itu terharu. Saya orang kampung, orang desa, bukan orang berada. Jadi saat saya kecelakaan itu berawal di kesatuan," tuturnya.
Sebagai ajudan dan yang sedang berada di markas, Agustinus bertugas menyiapkan segala keperluan dan perlengkapan Prabowo untuk terjun. Namun saat itu, ia menemukan kejanggalan.
"Payung itu ada tiga, saya agak sedikit bertanya-tanya, mengapa payung itu ada tandanya. Sementara ratusan kali saya terjun sama beliau tidak pernah ada tulisan 'ini untuk siapa'," ungkap Agustinus.
Karena sadar ada sesuatu yang mencurigakan, Agustinus pun memutuskan untuk menukar perlengkapan terjun milik Prabowo dengan punyanya.
"Setelah saya siapkan semua, payung punya beliau ini saya tukar dengan payung saya. Payung beliau masih di markas, sementara payung saya, saya panggul saya bawa ke kediaman dinas beliau," kata Agustinus.
Ia tidak berani menyebut kejanggalan itu kepada Prabowo. Agustinus pun tidak mau menduga ada seseorang yang berusaha melakukan percobaan untuk mencelakai Prabowo Subianto saat itu.
Singkat cerita, ketika terjun dari pesawat kejadian nahas menimpa Agustinus. Ia tidak pada posisi seharusnya penerjun payung ketika melompat keluar dari pesawat.
"Pada saat saya loncat, saya kaget ternyata kaki saya berada di atas kepala di bawah. Dua penerjun setelah saya melintas di di atas saya," cerita Agustinus.
Seketika ia menyadari payung yang dipakainya ada masalah, perlengkapan terjun yang seharusnya dipakai Prabowo. Agustinus kemudian berusaha mengerakkan kakinya seperti mengayuh agar posisi badannya berbalik.
Begitu posisi badannya benar, ia langsung menarik tuas parasut cadangan. Namun sayang, payung cadangan belum mengembang sempurna, tubuh Agustinus sudah lebih dahulu menghantam tanah.
Nyawanya selamat, namun tubuh Agustinus cedara berat hingga harus dirawat di rumah sakit. Mengetahui ajudannya mengalami kecelakaan, Prabowo langsung menjenguk.
"Pak Prabowo menemui saya, posisi saya sudah di rumah sakit," ujar Agustinus sambil menahan tangis.
"Pak Prabowo tanya sama saya, apa yang kamu rasakan, saya bilang enggak apa-apa. Beliau bilang, kalau rumah sakit di Indonesia enggak bisa, saya minta agar kamu dirujuk di luar negeri," imbuhnya.
Mengingat momen itu, kesedihan dan air mata Agustinus tidak tertahankan. Ia pun menceritakan sikap Prabowo kepadanya yang dianggap tidak mungkin terjadi antara atasan kepada bawahan.
"Yang saya sedih sekali sampai sekarang itu, dia pijitin saya, padahal saya tahu beliau itu komandan saya. Kan enggak mungkin lakukan itu kepada saya," ungkap Agustinus sembari membasuh air mata yang menetes.
"Makanya ketika banyak orang mengatakan, pak Prabowo itu jahat, arogan, saya enggak bisa terima, tapi tidak semua orang mau percaya itu yang terjadi," imbuhnya.
Purnawirawan TNI ini sebenarnya tidak ingin menceritakan kisah tersebut lantaran membuatnya sedih. Selain itu, ia pun tidak berniat mendapatkan pengakuan dari siapapun termasuk Prabowo.