Di Indonesia misalnya, gaji untuk posisi AI di tingkat junior melebihi pekerjaan lainnya dengan pengalaman setara, sementara prompt engineer dan trainer yang berbekal lebih dari 10 tahun pengalaman tercatat mendapatkan gaji tertinggi di angka USD4.000 setiap bulannya. Ke depannya, seluruh pekerjaan terkait AI pun diperkirakan akan semakin dibayar mahal.
Peningkatan efisiensi jadi alasan pendiri startup di kawasan ASEAN SEA mengadopsi AI dalam jangka waktu dekat. Penggunaan AI fokus untuk mengotomatisasikan pekerjaan administratif, pembuatan konten, serta customer service yang menitikberatkan kepada penyederhanaan operasional.
Selain itu, banyak para pendiri perusahaan yang mengakui bahwa kemahiran dalam pengoperasian alat AI menjadi persyaratan dasar untuk beberapa posisi di bidang teknologi dan non-teknologi, seperti penggunaan email atau excel.
AI meningkatkan produktivitas di tempat kerja, tetapi pekerjaan manusia tetap aman. Para pendiri startup memahami betul bahwa salah satu hambatan terbesar dalam adopsi AI adalah kekhawatiran para karyawannya terkait kehilangan pekerjaan. Namun berdasarkan temuan dari laporan ini, kekhawatiran mereka tidak menjadi kenyataan.
“Ketika kita membayangkan masa depan dunia kerja, penting sekali untuk memaksimalkan peluang-peluang yang dihasilkan oleh AI sambil memperhatikan prinsip-prinsip utama dalam perekrutan, yakni memikat talenta yang paling kompeten serta membangun tim yang kohesif dan berkinerja tinggi di tengah dunia kerja yang terus berevolusi,” ujar Oswald Yeo, Co Founder dan CEO, Glints.
Lebih lanjut disebutkan bahwa dewasa ini, AI juga memiliki kekuatan untuk mengubah bisnis. Dengan pemanfaatan AI, perusahaan dapat mengembangkan hubungannya menjadi lebih dalam dengan pelanggan, dengan kata lain AI memberi peluang pada perusahaan untuk menawarkan nilai yang lebih besar.
Dalam laporan ini Peng T. Ong, Co-Founder and Managing Partner of Monk's Hill Ventures menjelaskan bahwa penerapan AI di Asia Tenggara masih relatif baru dibandingkan dengan di Amerika Serikat.
“Adanya tren penerapan AI menghadirkan peluang bagi kami untuk mengembangkan pemahaman kami dalam mengidentifikasi area yang berdampak untuk membangun bisnis kelas dunia. Kami bermitra dengan Glints dalam membuat laporan ini untuk memberdayakan ekosistem dengan wawasan yang praktis, sehingga perusahaan dapat membangun strategi yang lebih baik dalam menyusun tim dengan memanfaatkan kebangkitan AI,” pungkasnya.
Baca Juga: Pernah Jadi Pegawai Bank, Gaji Selvi Ananda Dulu 5 Kali Lebih Kecil dari Harga Tas Jan Ethes