Suara.com - Sampah sachet secara nyata menjadi masalah serius di masa depan apabila tidak segera dibenahi. Terbaru, lembaga swadaya masyarakat (LSM) Sungai Watch mendapati bahwa Sachet menjadi masalah sampah yang serius.
Co-Founder Sungai Watch, Sam Bencheghib menegaskan bahwa sachet merupakan tiga sampah terbanyak yang selalu ditemukan.
"Ini (sampah sachet) setara dengan 6 persen dari total berat sampah yang kami kumpulkan," kata Sam Bencheghib dalam akun instagram @sungaiwatch.
Dia melanjutkan, sachet merupakan musuh bersama karena bersifat multilayer dan sangat sulit untuk memisahkan setiap lapisan yang ada. Plastik multilayer seperti ini merupakan sampah yang teramat sangat sulit untuk di daur ulang.
Berdasarkan laporan kegiatan Sungai Watch memperoleh waste audit di mana 6 persen atau sekitar 91.667 dari limbah yang terjaring merupakan sampah saset. Kemasan tersebut merupakan golongan sampah tidak bisa di daur ulang, bersamaan dengan sampah kain (5 persen).
Sementara kaca, sandal dan kemasan PET menyumbang empat persen dari total 844.936 ton sampah yang terkumpul. Adapun pengauditan sampah ini dirangkum dalam sebuah laporan berjudul 'Sungai Watch Impact Report 2023'.
Hal ini tertangkap dari laporan Sungai Watch Impact Report 2023. Mereka melakukan penjaringan sampah dengan memasang jaring di hulu sungai. Jaring dipasang pada sungai-sungai di Bali dan Banyuwangi Jawa Timur. Melihat ancaman tersebut, Sam Bencheghib mendesak agar setiap produsen harus bertanggung jawab atas produk mereka dan dampak yang dihasilkan setelahnya. Dia menegaskan, produsen perlu melakukan berinovasi dan beralih menggunakan material yang berkelanjutan dan mudah didaur ulang.
"Konsumen juga harus lebih kritis dan memperhatikan produk yang mereka pilih agar tidak menggunakan kemasan sekali pakai seperti sachet," katanya.
Sensus Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) juga mendapati bahwa bungkus sachet merupakan sampah yang paling sering terjaring operasi. Sachet mendominasi total 25.733 sampah plastik yang dikumpulkan.
Baca Juga: Inovatif! Bikin SIM Gratis Bagi Pengemudi Online Tuli Hanya dengan Modal Sampah Plastik
Hasil brand audit yang dilakukan menemukan bahwa Mayora masuk sebagai lima penyumbang sampah terbanyak di Indonesia. Mayora bersanding bersama dengan Unilever, Wings Food dan Indofood.