Menparekraf Sandiaga Uno Ungkap 3 Kriteria Produk UMKM Layak Ekspor

Sabtu, 02 Maret 2024 | 21:20 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno Ungkap 3 Kriteria Produk UMKM Layak Ekspor
Sandiaga Uno. (istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkap kriteria produk kreatif Indonesia layak ekspor, termasuk kualitas yang harus jadi tolok ukur agar pembeli luar negeri tidak kecewa.

Menurut Sandiaga, ada tiga sektor produk UMKM lokal yang sedang digencarkan untuk bisa diekspor, yaitu di bidang kriya, fesyen, dan kuliner. Tak main-main, nyaris seluruh produk UMKM yang mendapat pelatihan ekspor sudah dikurasi hingga layak tidaknya dikirim ke negara yang dituju.

"Produk siap ekspor harus lakukan kurasi, ada simulasi, nanti ada buyer (pembeli) itu diharapkan bisa menentukan ini sudah layak atau tidak, ternyata produk fesyen kita sudah sangat layak, produk kriya sangat layak. Kita tinggal kuliner, jumlahnya masih sedikit, tapi peluangnya sangat besar," ujar Sandiaga melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (2/3/2024).

Sandiaga yang baru saja membuat kegiatan Kelas Ekspor AKI (Apresiasi Kreasi Indonesia) dengan tema Pelatihan Manajemen Ekspor Impor Dengan Simulasi ini mengungkap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan UMKM lokal bidang fesyen, kuliner dan kriya agar bisa naik dan melebarkan sayap di kancah internasional.

Baca Juga: Sederet Fasilitas Ini Bisa Jadi Kunci UMKM Terus Tumbuh dan Berhasil

Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun Kemenparekraf, omzet para peserta AKI meningkat antara 15 hingga 30 persen.

"15 hingga 30 persen (peningkatan omzet) ini pasti belum menghitung potensi ekspor," ungkap Sandiaga.

Berikut ini kriteria produk layak ekspor yang perlu diperhatikan versi Sandiaga Uno untuk dikirim ke luar negeri:

1. Kualitas konsisten

Menurut Sandiaga, lantaran umumnya produk ekspor dikirim dalam jumlah banyak sekaligus, maka penjual UMKM harus memastikan kualitas konsisten atau sama untuk semua produk, sehingga jumlah pesanan banyak tidak memengaruhi kualitas produk yang diekspor.

Baca Juga: Ini Tantangan Industri Kuliner Indonesia Menurut Founder Satmesin

"Kualitas layak ekspor standar konsistensi, harus miliki juga desain yang baik, jadi kalau pesan jumlahnya 50 kualitasnya harus sama juga ketika memesan 50 ribu piece," papar Sandiaga.

2. Rasa kuliner yang sesuai dan sama

Sektor kuliner jadi salah satu produk ekspor yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Menurut Sandiaga, bukan hanya jumlah ekportirnya yang sedikit, tapi juga kualitas rasa cenderung berbeda sehingga bisa jadi pertanyaan bagi para pembeli internasional.

"Kalau kuliner citarasa harus istikomah (komitmen), khususnya terkait rasa-rasanya," jelas Sandiaga.

3. Fokus pada sustainable

Sandiaga mengingatkan jika saat ini hampir seluruh produk top global brand sudah berfokus pada sustainable atau keberlanjutan. Sehingga kata dia, produk kriya, fesyen maupun kuliner sudah fokus sustainable dari sisi kemasan, bahan baku, hingga metode pembuatan.

"Kalau dari datanya wastra dan fesyen, tapi lebih mendominasi pabrikan besar, jadi harus cari yang artisan, karena produk sustainable itu banyak diminati, apalagi pewarna alam dan tidak merusak lingkungan itu yang bisa lebih banyak mendapatkan perhatian daripada calon pembeli," ujarnya.

Sementara itu, Sandiaga juga mengungkap target kontribusi sektor ekonomi kreatif khususnya dari sisi ekspor dapat mencapai 25 hingga 28 miliar dolar AS pada 2024, demi mendorong terciptanya peluang usaha dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.

"Selain ekspor produk ekonomi kreatif dan nilai tambah ekonomi kreatif, tapi yang terpenting juga adalah lapangan kerja yang kita harus ciptakan sekitar 24 sampai 25 juta lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif. Dan merekalah (peserta pelatihan/UMKM) yang akan menciptakan lapangan kerja," kata Menparekraf Sandiaga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI