Suara.com - Perolehan suara capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo jauh dari elektabilitas di awal pencalonannya. Pada hasil real count sementara KPU per Rabu (28/2/2024), pasangan Ganjar-Mahfud MD mendapatkan suara 16,69 persen saja.
Perolehan suara yang kecil tersebut digadang-gadang karena Ganjar sering kali melakukan blunder sebelum Pemilu. Hal ini juga sempat diungkapkan oleh lembanga survei, LSI Denny JA.
"Di bulan Januari 2023, Ganjar sempat unggul atas Prabowo, apalagi atas Anies Baswedan. Namun, elektabilitas Ganjar mengalami penurunan karena blunder demi blunder," kata Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa pada awak media.
Berikut rangkuman, 5 blunder Ganjar yang bikin suaraya anjlok, antara lain:
1. Sebut Najwa Shihab MC
Ganjar Pranowo pada acara Mata Najwa on Stage Yogyakarta bertema 3 Bacapres Bicara Gagasan pada Selasa, (19/09/2023) sempat blunder soal pekerjaan Najwa Shihab.
Hal itu bermula saat Ganjar menyebut harusnya lulusan terbaik seperti Najwa menjadi dosen saja.
"Kalau bisa 10 besar lulusan terbaik itu jadi dosen, iya dong? Masa jadi MC (master of ceremony)," ungkap Ganjar.
"Siapa mas MC? Saya jurnalis bukan MC," sebut Najwa Shihab.
Baca Juga: Bahas Hak Angket di TV, Ganjar dan Aiman Jadi Bulan-bulanan Netizen: Agak Laen Capres dan Timses
"Ya jurnalis lah kalau gitu," lanjut Ganjar.
Kalimat Ganjar sontak membuat Najwa makin geram pasalnya mantan Gubernur Jawa Tengah itu seolah-olah merendahkan profesi jurnalis.
"Kenapa mas? Lagipula jurnalis itu profesi yang membanggakan," semprot Najwa Shihab.
2. Piala Dunia U-20 di Indonesia
Isu lain yang membuat Ganjar blunder adalah soal dirinya yang menolak Timnas Israel ikut di Piala Dunia U-20. Kala itu, Indonesia harunya menjadi tuan rumah, namun dibatalkan karena ada berbagai penolakan termasuk dari Ganjar.
Akibat penolakan tersebut, survei LSI Denny JA meneybut elektabilitas Ganjar turun dari 36,2% (Maret 2023) menjadi 32,4% (April 2023).
3. Kritik pada Jokowi
Ganjar yang mulanya dianggap jadi penerus Presiden Jokowi malah mengkritik Jokowi dan keluarga. Hal ini juga yang menurut laporan survei Denny JA menurunkan elektabilitasnya.
Kritik keras kubu Ganjar terhadap Jokowi dan keluarganya membuat posisinya makin merosot. Apalagi Ganjar sempat menyebut nilai Jokowi 'jeblok' dalam pemerintahan.
Data survei LSI Denny JA menyebut blunder itu membuat elektabilitas Ganjar-Mahfud turun dari 353% (Oktober 2023) ke 28,6% (Awal November 2023), dan turun lagi kembali menjadi 24,9% di November akhir.
4. Dianggap Arogan
Pengamat politik Citra Institute, Efriza menyebut salah satu yang membuat Ganjar Pranowo dapat suara kecil karena arogansinya.
Efriza menyebut Ganjar terlalu arogan karena menyerang capres lain, terutama Prabowo Subianto dengan begitu keras.
5. Mengakui Jadi Petugas Partai
Peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, dalam rilis survei bertajuk 'Melebarnya Jarak Elektabilitas Prabowo vs Ganjar' juga sempat menyebutkan bahwa labeling petugas partai membuat Ganjar ikut keok.
Ganjar mengaku bahwa sebagai kader partai memang petugas partai yang harus tegas lurus. Dalam hal ini, LSI Denny JA mencatatat 69,9 persen publik tak suka presiden disebut petugas partai.