Suara.com - Kisah hidup Dedi Mulyadi terbilang ironis. Sebab kini, Dedi Mulyadi turut menyindir orang-orang yang mengeluhkan harga beras naik di penjuru daerah.
Sosok eks Bupati Purwakarta tersebut sontak menyayangkan orang-orang yang melayangkan kritikan atas kenaikan harga beras.
Padahal dahulu, Dedi Mulyadi hidup susah dan harus menahan lapar. Namun kini, mantan suami Anne Ratna Mustika (Ambu Anne) itu dinilai tak simpati terhadap orang-orang yang hidup seperti dirinya dulu.
Lantas, bagaimanakah kontrasnya hidup Dedi dulu dan kini?
Baca Juga: Ganjar Pranowo Bikin Status Tanya Harga Beras, Malah Dirujak Netizen Begini
Dedi pernah hidup susah, tidur beralaskan kain dan tahan lapar tiga hari
Dedi sempat meluapkan kisah masa lalunya yang penuh dengan pilu ke publik. Dedi dalam keterangannya pada 12 April 2022 lalu mengaku bahwa ia pernah merantau ke Purwakarta dari kampung halamannya di Subang.
Ia tinggal bersama kerabatnya di sebuah rumah yang hanya memiliki satu buat kasur. Terpaksa, Dedi harus tidur lantai beralaskan kain sobek selama satu tahun. Ia juga tak tidur dengan satu bantal pun.
Politisi Gerindra ini merasakan ketindaknyamanan saat tidur dan lebih memilih bermalam di masjid terdekat, Masjid At Taqwa Sindangkasih.
Kala ia berkuliah, ia aktif sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Purwakarta. Ia kerap menginap di sekretariat organisasi tersebut.
Untuk mengganjal perut, ia suka membeli mi instan di tukang mi dekat sekretariat itu. Dedi bahkan tak jarang harus berutang ke sang penjual mi.
Dedi tak tahan menanggung malu akibat harus berutang dan akhirnya memilih untuk tak makan selama berhari-hari. Ia hanya melepas dahaganya dengan minum air keran.
Dedi yang kini: Hidup mapan tapi dinilai nyinyirin orang susah
Kini, hidup Dedi tampak lebih sejahtera. Ia berhasil merintis karier sebagai politisi dan menjabat beberapa posisi mentereng seperti anggota DPR RI, Wakil Bupati Purwakarta dan Bupati Purwakarta.
Dedi juga mengantongi harta miliaran Rupiah, terbukti dari laporan LHKPN yang ia setorkan kepada KPK. Laporan tersebut merinci bahwa Dedi mengantongi harta Rp 7.814.659.003 atau sekitar Rp 7,81 miliar.
Tetapi, Dedi kini dinilai tak mengingat perjuangannya sebagai orang susah lantaran menyindir mereka yang mengeluhkan kenaikan harga beras.
Dedi melalui pernyataannya menyayangkan orang-orang yang mengeluh harga beras naik seperti seolah-olah dunia sedang kiamat. Namun yang Dedi sayangkan mereka tak pernah mengeluh kala harga kebutuhan lain naik.
“Harga skincare, rokok, HP, motor, baju naik diam saja tetap pada beli, giliran harga beras yang naik ribut semuanya serasa dunia mau kiamat,” bunyi pernyataan Dedi Mulyadi.
Dedi juga menyindir mereka yang mengeluh harga beras naik tak peduli dengan kondisi para petani beras.
"Makan nasi yang terbuat dari beras tapi tidak pernah menghargai sawah, tidak pernah menghargai petani, tidak pernah menghargai buruh tani," lanjutnya.
Tak cukup di situ, Dedi juga mengeluh orang-orang tak peduli kala banyak penggusuran sawah demi pembangunan.
"Terus-terusan beras harus murah tapi tiap hari perumahan, pabrik, ruko dibangun dengan menggusur sawah seolah-olah sawah tidak penting,” pungkas Dedi.
Kontributor : Armand Ilham