Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan gelar Jenderal Kehormatan pada Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pada Rabu (28/2/2024). Dengan pemberian gelar itu, Prabowo kini menyandang pangkat bintang empat. Pangkat terakhir Prabowo adalah Letnan Jenderal (Purn) alias bintang tiga.
Prabowo nyatanya bukan yang pertama mendapat gelar Jenderal Kehormatan. Ada sejumlah purnawirawan TNI yang telah mendapatkannya seperti Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono hingga Menko Marves Luhut Pandjaitan.
Simak adu rekam jejak Prabowo vs SBY vs Luhut yang dapat gelar Jenderal Kehormatan berikut ini.
1. Rekam Jejak Prabowo
Prabowo Subianto adalah mantan prajurit TNI. Dia pernah menduduki sejumlah jabatan tinggi, termasuk komandan jenderal Kopassus dan Pangkostrad.
Baca Juga: Candaan Menohok Publik Soal Prabowo dapat Bintang 4: Buset Kalah Juventus
Prabowo mengakhiri karier militer dengan pangkat jenderal bintang tiga atau letnan jenderal (letjen). Ketika itu Prabowo diberhentikan dari militer berdasarkan keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) tanggal 21 Agustus 1998 karena diduga melanggar HAM.
Prabowo merupakan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di Magelang. Dia meniti karier di militer selama 24 tahun.
Prabowo bertugas sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha pada tahun 1976. Dia ditugaskan jadi bagian dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Kemudian tahun 1978, Prabowo memimpin pasukan Den 28 Kopassus yang ditugaskan menyerang pendiri dan Wakil Ketua Fretilin, Nicolau dos Reis Lobato. Setelah itu pada tahun 1983, Prabowo dipercaya jadi Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris Komando Pasukan Khusus TNI AD (Kopassus).
Selanjutnya pada tahun 1995, Prabowo jadi Komandan Komando Pasukan Khusus dan pada 1996 menduduki jabatan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus.
Baca Juga: Daftar Tokoh Penerima Gelar Jenderal Kehormatan Seperti Prabowo Subianto
Pada tahun 1998, Prabowo jadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Saat itu Prabowo menjadi perwira termuda yang meraih pangkat jenderal.
Di usia 47 tahun, Prabowo sudah mengantongi pangkat bintang tiga alias Letnan Jenderal (Letjen). Namun ketika itu Prabowo terlibat kasus penculikan beberapa aktivis.
Kekinian pemberian pangkat jenderal bintang empat Prabowo telah dikritik oleh keluarga korban pelanggaran HAM dan para aktivis. Koalisi Masyarakat Sipil (KMS) menyatakan pihaknya mengecam pemberian kenaikan pangkat kehormatan Jenderal bintang empat untuk Prabowo bahkan disebut "langkah keliru".
2. Rekam Jejak SBY
Jauh sebelum Prabowo, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mendapat gelar Jenderal Kehormatan bintang empat. Ketika itu SBY menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Indonesia di era kepemimpinan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.
SBY diangkat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI dengan pangkat Letjen TNI. SBY pensiun dari kemiliteran pada 1 April 2001 seiring pengangkatannya sebagai Menko Polhukam di kabinet Megawati.
Karier militer SBY dimulai pada 1974 saat menjabat sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infanteri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) . Setelah itu SBY didapuk sebagai Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) pada tahun 1976-1977.
Karier militer SBY makin menanjak setelah ditunjuk menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad pada 1977. Setelah itu, dia ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982).
Pada tahun 1986-1988, SBY menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana. Tak lama setelah itu, SBY ditunjuk jadi Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad pada 1993-1994. Kemudian dia juga menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995).
Bukan hanya bertugas di satuan tempur, SBY pernah ditempatkan di Dinas Penerangan TNI AD (Dispenad). Di sana SBY ditugaskan membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat, sekaligus jadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat.
Selain itu SBY juga diamahkan ke Bosnia Herzegovina untuk jadi perwira PBB pada 1995. Oleh karena itu SBY dilantik menjadi Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force). Dia mempunyai tugas untuk mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia.
Pada tahun 1996 - 1997, SBY menjabat sebagai Pangdam II/Sriwijaya sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998). Setelahnya SBY menjabat sebagai Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI tahun 1998 - 1999.
3. Rekam Jejak Luhut
Luhut Binsar Pandjaitan menjadi sosok panutan bagi prajurit di lingkungan TNI, khususnya Angkatan Darat (AD). Apalagi Luhut adalah penggagas sekaligus komandan pertama Detasemen 81 pada tahun 1981.
Sebagai informasi, Detasemen 81 adalah kesatuan di bawah Kopassus. Kesatuan itu kini bernama Sat-81/Gultor yang mempunyai kemampuan penanggulangan terorisme. Karier militer Luhut berakhir dengan jabatan sebagai Kodiklatad pada 1997-1998.
Diketahui Luhut memulai karier dunia militer pada tahun 1967. Dia mengasah terlebih dahulu kemampuan kemiliterannya dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat. Dia bahkan meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada 1970 sehingga meraih penghargaan Adhi Makayasa.
Luhut banyak menghabiskan karier militer di Kopassandha TNI AD. Di sana dia dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81.
Luhut bahkan pernah menghadapi berbagai medan tempur dan menduduki jabatan penting, seperti Komandan Grup 3 Kopassandha, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), dan Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.
Pangkat terakhir Luhut adalah letnan jenderal atau jenderal bintang tiga. Setelah pensiun, dia mendapat penghargaan Jenderal kehormatan dari Presiden RI ke-4 Gus Dur.
Ketika itu Luhut masih aktif sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia periode 2000–2001. Saat ini Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves).
Kontributor : Trias Rohmadoni