Suara.com - Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Bendahara Umum Partai Nasdem Ahmad Sahroni saling bersahutan di media sosial. Hal itu diduga karena keduanya disebut-sebut bakal bersaing memperebutkan kursi DKI 1. Perang pernyataan keduanya dianggap sebagai upaya 'cek ombak' untuk melihat respons masyarakat.
Sahut-sahutan antara dua politikus itu terjadi usai baliho Ridwan Kamil yang seolah pamit dari Bandung menuju Jakarta viral di media sosial. Pesan itu ditafsirkan publik sebagai tanda majunya Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta. Tak lama kemudian, Sahroni turut mengunggah gambar baliho dengan pesan senada berbunyi "Dari Tanjung Priok untuk Jakarta".
Digadang-gadang masuk bursa cagub DKI, bagaimana latar belakang pendidikan Ridwan Kamil dan Ahmad Sahroni? Simak penjelasan berikut ini.
Riwayat Pendidikan Ridwan Kamil
Mochammad Ridwan Kamil atau biasa disapa Kang Emil merupakan Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Pria kelahiran Bandung, 4 Oktober 1971 ini adalah anak kedua dari lima bersaudara pasangan Atje Miscbach Muhjiddin dan Tjutju Suakesih.
Baca Juga: Nyinyir Soal Baliho OTW Jakarta: Ini Jawaban Menohok Ridwan Kamil ke Ahmad Sahroni
Ayahnya adalah seorang pengajar di Universitas Padjadjaran (UNPAD) sedangkan sang ibu merupakan seorang pengajar di Univesitas Islam Bandung. Emil bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung pada 1979-1998, SMPN 2 Bandung pada 1984-1987 dan SMAN 3 Bandung pada 1987-1990. Selanjutnya dia meraih gelar S1 teknik arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1995.
Setelahnya, Emil melanjutkan pendidikan masternya di University of California, Berkeley, Amerika Serikat pada 1999 dan lulus 2 tahun kemudian. Selama mengejar pendidikan master, Emil bekerja di Departemen Perencanaan Kota Berkeley.
Melihat profesi kedua orang tuanya, Emil ikut menggeluti pekerjaan sebagai dosen teknik arsitektur di ITB pada 2002. Selama jadi dosen, dia juga mendirikan perusahaan Urbane yang bergerak di bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur, dan desain pada tahun 2004. Perusahan itu mengerjakan Museum Tsunami Aceh, Masjid Al Isryad Parahyangan, Inaya Putri Resort Bali, Bandara Ngurah Rai bagian komersial, dan pembangunan lainnya di Indonesia maupun luar negeri.
Pada 2013 secara mengejutkan Emil memulai karier politiknya. Dia mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bandung bersama Oded Muhammad Danial yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra.
Emil melakukan proses kampanye dengan gaya baru melalui media sosial yang berisi tulisan lucu serta bernuansa romantis. Berkat gaya kampanye itu, dia berhasil menang dan dilantik jadi Wali Kota Bandung periode 2013-2018.
Baca Juga: Saling Sindir Ridwan Kamil dan Ahmad Sahroni, Warganet Malah Ingin Keduanya Duet di Pilkada DKI
Setelah itu, Emil kembali melaju ke Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 menggandeng Uu Ruzhanul Ulum sebagai wakilnya. Keduanya berhasil memenangkan kursi Jabar 1 kemudian dilantik jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023.
Riwayat Pendidikan Ahmad Sahroni
Ahmad Sahroni adalah seorang pengusaha dan politisi dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Sahroni merupakan putra dari sebuah keluarga sederhana yang berprofesi sebagai penjual nasi Padang di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dia menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di Tanjung Priok. Ketika itu dia juga mulai mencari penghasilan dengan jadi tukang semir sepatu dan ojek payung.
Sahroni masuk SMA Negeri Baru Cilincing (kini SMA Negeri 114 Jakarta) dan sempat jadi Ketua OSIS. Lulus SMA, dia langsung bekerja dan tidak meneruskan pendidikannya ke bangku kuliah. Sahroni akhirnya menyelesaikan S-1 di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Bangsa pada 2009 dan S-2 di Stikom InterStudi pada 2020.
Sebelum terjun ke dunia politik, Sahroni pernah menekuni berbagai macam pekerjaan. Dia semula menjadi sopir truk di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengisian bahan bakar minyak. Seiring waktu, Sahroni dipercaya menjadi staf operasional di perusahaan tempatnya bekerja hingga menjadi direktur utama dan mengembangkan bisnis sendiri.
Sahroni memulai karier politiknya dengan bergabung ke Partai NasDem pada 2013. Pada pemilihan umum legislatif 2014, dia terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta III. Saat ini Sahroni menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI periode 2019–2024.
Di Partai NasDem, Sahroni menjabat sebagai Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sejak 2019 sampai sekarang. Dia sebelumnya adalah pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta dengan jabatan Bendahara DPW (2013–2014) dan Ketua DPW (2014–2015).
Saling Sindir Gegara Baliho
Baliho mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) viral di media sosial. Publik mengindikasikan Emil akan ikut Pilkada DKI Jakarta, apalagi ada pesan berbunyi "OTW Jakarta nihhh". Baliho Emil itu pun turut direspons oleh Ahmad Sahroni.
Namun Sahroni saat ditemui wartawan di Nasdem Tower, Jakarta, membantah foto baliho di Instagram-nya adalah sinyal dirinya akan maju di Pilkada DKI Jakarta. Dia juga membantah unggahannya itu untuk membalas gambar baliho Emil.
Sahroni mengaku belum tahu akan maju atau tidak dalam pemilihan gubernur itu. Hanya saja, dia menganggap jalannya bakal lebih mulus jika maju di Pilgub DKI Jakarta karena berasal dari Jakarta. Bahkan Sahroni pun berseloroh jika pesaingnya Emil, tak sulit untuk mengalahkannya.
"Kalau RK doang mah, gampang dah, lawannya terlalu mudah,” ujar Sahroni sambil tersenyum pada Kamis (22/2/2024).
Ucapan Sahroni itu lalu dibalas oleh Emil lewat unggahan video berisi video balihonya, potongan pernyataan Sahroni dan video pelawak Mandra mengucapkan "Sombong Amat" berulang kali. Emil juga menuliskan caption, "Bang @ahmadsahroni88 ada salam dari Mandra, Hatur Nuhun"
Emil juga merespons soal publik yang menduga dirinya akan maju di Pilkada DKI Jakarta. Dia mengucapkan terima kasih atas perhatian serta dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak terkait hal itu.
Namun Emil mohon kesabaran dan pengertian semua pihak terkait keterlibatan dirinya dalam Pilgub DKI Jakarta. Dia mengaku kini masih mempertimbangkan sejumlah aspek dalam menentukan langkah politik.
"Terima kasih atas dukungan dan antusiasme masyarakat. Namun saya harap masyarakat bersabar, mohon tunggu di 29 Februari 2024," ujar Emil pada Jumat (23/2/2024).
Kontributor : Trias Rohmadoni