Vincent Rompies Harap Kasus Anaknya Berakhir Damai, Padahal Psikolog Sebut Pentingnya Ajarkan Aksi dan Konsekuensi

Jum'at, 23 Februari 2024 | 18:27 WIB
Vincent Rompies Harap Kasus Anaknya Berakhir Damai, Padahal Psikolog Sebut Pentingnya Ajarkan Aksi dan Konsekuensi
Vincent Rompies didampingi kuasa hukumnya memberi keterangan kepada awak media di Polres Tangerang Selatan, Kamis (22/2/2024). [Wivy Hikmatullah/Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Vincent Rompies akhirnya buka suara terkait kasus perundungan alias bullying yang dilakukan putranya beserta geng sekolahnya bernama Geng Tai belum lama ini. Dalam pernyataannya, Vincent Rompies mengaku, dirinya masih berusaha untuk komunikasi dengan pihak korban.

Pembawa acara Tonight Show ini mengatakan, pihaknya juga berusaha untuk menyelesaikan masalahnya itu secara damai. Ia berharap agar masalah bullying oleh putranya dan Geng Tai itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

"Saya masih berusaha membuka pintu komunikasi dengan pelapor untuk biar semua ini bisa diselesaikan secara baik-baik. Saya masih berusaha membuka pintu komunikasi dengan pelapor untuk biar semua ini bisa diselesaikan secara baik-baik," ucap Vincent Rompies, seperti dikutip dari tayangan Intens Investigasi.

Ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi bullying (pexels.com/Mikhail Nilov)

Pernyataan Vincent Rompies yang berharap damai tersebut lantas menuai pro dan kontra dari warganet. Menurut sebagian warganet, Vincent Rompies harusnya bisa membiarkan anaknya mendapat konsekuensi atas perbuatannya. Namun, di sisi lain, sebagian mengatakan, apa yang dilakukan Vincent Rompies adalah reaksi tepat dari orang tua.

Baca Juga: Soal Kasus Pembullyan Anaknya, Vincent Rompies Berharap Keluarga Korban Mau Damai

Lalu sebenarnya apa yang harus dilakukan orang tua ketika melihat anaknya menjadi pelaku bullying?

Psikolog Klinis & Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi mengatakan, dalam hal ini, orang tua memang harus menerapkan pelajaran aksi-konsekuensi. Hal ini mengajarkan kepada anak kalau sesuatu yang dilakukannya akan ada konsekuensinya dan mereka harus bertanggung jawab.

“Menerapkan aksi - konsekuensi secara konsisten dan konsekuen juga dapat mengajarkan pada anak untuk bertanggung jawab atas keputusan, sikap dan perilaku yang dipilihnya,” ucap Veronica saat dihubungi Suara.com beberapa waktu lalu.

Meski demikian, bukan berarti orang tua lepas tanggung jawab begitu saja. Veronica mengatakan, orang tua harus tetap melakukan pendampingan kepada anak. Orang tua dapat mendampingi anak baik melakukan pemeriksaan hingga penangan psikologis jika perlu.

Di sisi lain, orang tua juga harus menjelaskan terhadap hukum, norma, dan aturan yang berlaku. Hal ini menjadi orang tua mengajarkan kepada anak terkait empati dan menghargai hak asasi manusia orang lain.

Baca Juga: Rekam Jejak Pendidikan Yakup Hasibuan Mentereng Abis, Pantas Digandeng Jadi Pengacara Vincent Rompies

“Peran pendampingan orang tua terhadap anak tentunya adalah dalam mendidik, mengajarkan, dan menanamkan nilai moral kepada anak, baik dalam ucapan maupun perilaku. Perihal benar dan salah, aturan, hukum, dan norma, etika dalam berelasi, menghargai dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, menumbuhkan empati dan saling berbagi, sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain,” jelasnya.

Di sisi lain, orang tua dapat menjadikan hal ini sebagai pembelajaran. Artinya orang tua juga tetap harus memantau perkembangan dan lingkungan anak. Pasalnya, lingkungan anak memiliki peran besar yang memengaruhi sikap, pikiran, emosi, dan perilakunya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI