Beras Mendominasi? 5 Makanan Pokok Indonesia Ini Terancam Punah

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 23 Februari 2024 | 16:37 WIB
Beras Mendominasi? 5 Makanan Pokok Indonesia Ini Terancam Punah
Papeda, makanan khas Papua yang terbuat dari sagu. (Foto: suara.com/Dinda Rachmawati)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harga beras terus melambung beberapa hari ke belakang. Sejumlah daerah mencatatkan rekor harga tertinggi yakni Rp18.000 per kg. Jika harga makin mencekik masyarakat tampaknya perlu mempertimbangkan pangan lokal alternatif pengganti beras.

Momentum ini bisa dimanfaatkan sejumlah daerah untuk membangkitkan lagi pangan lokal yang dulu ada namun mulai ditinggalkan karena dipaksa makan nasi. Berikut adalah lima makanan lokal yang bisa menjadi alternatif. 

1. Ketela Pohon

Ketela pohon atau biasa dikenal dengan singkong merupakan tanaman tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Ketela pohon dikenal sebagai salah satu makanan pokok penghasil karbohidrat di samping beras dan jagung yang merupakan makanan pokok khas masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Stok Beras Memadai, Satgas Pangan Polri Pastikan Harga Turun Sebelum Ramadhan

Ketela pohon menurut sejarah merupakan tanaman asal Brazil yang sudah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Ketela pohon pada umumnya tumbuh dan beradaptasi secara luas di Indonesia. Pemanfaatannya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gaplek, getuk, dan tiwul. 

2. Garut atau Arairut

Tanaman garut atau arairut menurut sejarahnya berasal dari Amerika Selatan. Suganda (2011:40) menyatakan bahwa sebenarnya tanaman ini telah dikenal dan dikonsumsi di berbagai daerah dengan nama dan penyebutan yang berbeda-beda, semisal di Sunda tanaman ini dinamakan patat sagu, sedangkan di Madura dinamakan marus, di Ternate disebut huda sula dan di Melayu dinamakan sagu betawi, sagu belanda atau airut.

3. Sukun

Sukun menurut sejarahnya merupakan tanaman yang berasal dari New Guinea, Pasifik. Sukun merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Menurut Pustaka Litbang Deptan, buah sukun telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Di daerah Fiji, Tahiti, Hawai, Samoa dan Kepulauan Sangir Talaud, buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan tradisional dan makanan ringan.

Baca Juga: Pencairan BLT Rp600 Ribu Diundur, Gara-gara Beras Mahal?

4. Jagung

Tanaman jagung merupakan tanaman yang berasal dari Amerika. Tanaman ini memiliki hasil utama berupa biji. Di indonesia jagung diberdayakan untuk memenuhi berbagai keperluan baik pangan maupun non pangan.

Sebagai bahan pangan beberapa hasil olahannya meliputi: pati, tepung jagung, snack, berondong (pop corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dan lain sebagainya. Sebagai bahan non pangan beberapa manfaat dari jagung adalah sebagai berikut, misalnya digunakan sebagai bahan pakan ternak, pupuk kompos, bahan pembuat kertas dan kayu bakar.

Di Imdonesia beberapa sentra penghasil utama tanaman jagung ialah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, dan lain sebagainya. Persebaran tanaman jagung merata karena karakteristik tanaman ini yang dapat tumbuh di daerah sub-tropis maupun tropis.

5. Sagu

Sagu amerupakan salah satu sumber pangan populer bagi sebagian masyarakat Indonesia di Indonesia Timur dan sebagian daeah Pulau Sumatera. Di Indonesia sendiri potensi mengenai sagu sebagai produk alteratif pangan nasional sangat berpeluang dan menjanjikan.

Hal tersebut mengingat areal penghasil sagu dunia yang saat ini masih dipegang indonesia dengan besaran mencapai angka 60% dari total areal sagu dunia.

Selain berpotensi sebgai salah satu sumber karbohidrat yang menjanjikan tanaman sagu juga dapat digunakan sebgai salah satu bahan pembuat perekat, sirup dan bahan baku etanol. Sagu juga dapat digunakan untuk membuat tepung dengan kandungan gizi yang tidak kalah dengan tepung tapioka.

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI