Suara.com - Harga beras terus melambung beberapa hari ke belakang. Sejumlah daerah mencatatkan rekor harga tertinggi yakni Rp18.000 per kg. Jika harga makin mencekik masyarakat tampaknya perlu mempertimbangkan pangan lokal alternatif pengganti beras.
Momentum ini bisa dimanfaatkan sejumlah daerah untuk membangkitkan lagi pangan lokal yang dulu ada namun mulai ditinggalkan karena dipaksa makan nasi. Berikut adalah lima makanan lokal yang bisa menjadi alternatif.
1. Ketela Pohon
Ketela pohon atau biasa dikenal dengan singkong merupakan tanaman tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Ketela pohon dikenal sebagai salah satu makanan pokok penghasil karbohidrat di samping beras dan jagung yang merupakan makanan pokok khas masyarakat Indonesia.
Ketela pohon menurut sejarah merupakan tanaman asal Brazil yang sudah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia. Ketela pohon pada umumnya tumbuh dan beradaptasi secara luas di Indonesia. Pemanfaatannya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan gaplek, getuk, dan tiwul.
2. Garut atau Arairut
Tanaman garut atau arairut menurut sejarahnya berasal dari Amerika Selatan. Suganda (2011:40) menyatakan bahwa sebenarnya tanaman ini telah dikenal dan dikonsumsi di berbagai daerah dengan nama dan penyebutan yang berbeda-beda, semisal di Sunda tanaman ini dinamakan patat sagu, sedangkan di Madura dinamakan marus, di Ternate disebut huda sula dan di Melayu dinamakan sagu betawi, sagu belanda atau airut.
3. Sukun
Sukun menurut sejarahnya merupakan tanaman yang berasal dari New Guinea, Pasifik. Sukun merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Menurut Pustaka Litbang Deptan, buah sukun telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Di daerah Fiji, Tahiti, Hawai, Samoa dan Kepulauan Sangir Talaud, buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan tradisional dan makanan ringan.
Baca Juga: Stok Beras Memadai, Satgas Pangan Polri Pastikan Harga Turun Sebelum Ramadhan
4. Jagung