Suara.com - Pelantikan Agus Harumurti Yudhoyono (AHY) sebagai Menteri ATR menjadi perbincangan. Khususnya mengenai peluangnya akan bertemu dengan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.
Sebagai informasi, hubungan AHY dengan Moeldoko telah memburuk. Ini karena Moeldoko hampir melakukan kudeta Partai Demokrat yang dipimpin AHY.
Moeldoko juga tidak menghadiri upacara pelantikan sumpah jabatan AHY. Mantan Panglima TNI ini justru hanya mengucapkan selamat dari akun Instagram resminya, @dr_moeldoko. Ia juga mengungkap alasan absen di pelantikan AHY karena sedang berdinas di luas negeri.
Namun kini, keduanya mau tidak mau harus menjadi kawan karena sama-sama masuk di Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi.
Baca Juga: AHY Ingin Urai Benang Kusut Sengketa Tanah Dalam Kurun Waktu 8 Bulan, Bisa?
Mengenai itu, menarik melihat perbedaan rekam jejak Moeldoko dan AHY, pensiunan Panglima TNI vs Mayor.
Rekam Jejak Moeldoko
Moeldoko merupakan lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) tahun 1981. Ia juga menerima penghargaan Adhi Makayasa. Usai lulus, sosoknya langsung dipercaya memegang jabatan Komandan Peleton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin.
Selanjutnya ia menjadi Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin dan Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana Mayor. Moeldoko juga pernah menjabat sebagai Perwira Operasi Kodim 1408/BS Ujungpandang.
Moeldoko diketahui pernah menjadi Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela, Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS, Komandan Yonif 201/Jaya Yudha, dan Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat. Ia pun kerap menduduki jabatan sebagai Sespri Wakasad dan Prabandha-3 Ops PB-IV/Sopsad.
Baca Juga: Adu Gaya Selvi Ananda dan Annisa Pohan Bertabur Berlian Saat Dampingi Suami, Ada yang Dicap Lebay
Kemudian, jabatan lain yang ia emban adalah Komandan Brigif-1/Jaya Sakti, Asops Kasdam VI/Tanjungpura, Dirbindiklat Pussenif, Komandan Rindam VI/Tanjungpura, Komandan Korem 141/Todddopuli Watampone, sampai dengan Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi.
Setelah itu, ia menjadi Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD, Kasdam Jaya, serta Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad. Ia juga dipercaya menduduki jabatan sebagai Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Panglima Kodam III/Siliwangi dan juga Wakil Gubernur Lemhannas.
Tak cukup sampai di situ, kariernya kain membentang pada tahun 2013. Ia terpilih menjadi Wakasad sekaligus diangkat sebagai KSAD. Puncaknya, Moeldoko terpilih sebagai Panglima TNI menggantikan posisi Laksamana Agus Suhartono.
Usai pensiun dari Panglima TNI, Moeldoko kemudian terjun ke dunia politik pada 2015. Kala itu ia menjadi kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Ia dipercaya untuk menduduki jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina Hanura pada 2016-2018.
Moeldoko juga pernah menjabat Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2017-2020. Puncak karier politiknya terjadi pada 2018. Ia ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Jabatan itu kembali diemban Moeldoko pada periode kedua pemerintahan Jokowi. Ia menjadi KSP di Kabinet Indonesia Maju dari 2019 dan rencananya akan diakhiri pada 2024.
Namun sosoknya sempat menuai kontroversi pada 2021. Nama Moeldoko mendadak terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat melalui KLB Deli Serdang. Beruntung deklarasi itu dinyatakan tidak sah, sehingga Ketum Demokrat tetap AHY.
Rekam Jejak AHY
AHY merupakan lulusan Akmil. Putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini berhasil meraih gelar Tri Sakti Wiratama. Penghargaan itu diberikan pada tahun pertama dan kedua AHY di Akmil.
Setelah lulus dari Akmil, AHY bergabung dengan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD). Ia kemudian dipercaya menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 205/Tengkorak pada 2002. Pekerjan itu membuatnya ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh.
Pada tahun 2006, AHY kembali ditugaskan dalam misi menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Lebanon Selatan. Di sana ia bergabung sebagai perwira seksi operasi Kontingen Garuda XXIII-A.
Tak hanya di militer, AHY juga mengejar pendidikan formal. Ia berhasil meraih tiga gelar master di tempat yang berbeda, mulai dari China hingga Amerika Serikat (AS).
Namun karier AHY di militer terbilang singkat, dan hanya sampai pangkat mayor. Ia resmi mengakhiri purna tugasnya sebagai prajurit TNI pada September 2016.
Rupanya AHY memutuskan banting stir untuk terjun ke dunia politik. Ia pun maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada 2017, dan berpasangan dengan Sylviana Murni. Sayang ia kalah dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
AHY lantas dipercaya menjadi Wakil Ketua Umum Partai Demokrat pada 2019. Jabatannya kemudian naik menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020 hingga 2025.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa