Sementara untuk orang tuanya bisa selalu mendengarkan apa yang dirasakan oleh anak. Selalu ada buat anak saat dibutuhkan juga menjadi bentuk pendampingan agar mereka tidak merasa sendiri.
“Dukungan yang dapat diberikan orang tua antara lain adalah dalam bentuk mendengarkan aktif (active listening), memberikan perasaan tenang dan aman untuk anak (namun bukan berlebihan) dengan bersikap peka dan menemani ataupun mendampinginya ketika dibutuhkan, termasuk juga dalam memberikan sentuhan dan kata-kata yang menenangkan ketika dibutuhkan, bahwa ia tidak sendirian dan bahwa mereka (orangtua) akan selalu ada untuk mendampinginya,” jelas Veronica.
Teman
Dukungan lain juga bisa dilakukan oleh teman. Ketika seseorang alami bullying, teman dapat menjadi sosok yang memberikan dukungan untuknya. Hal ini dapat dilakukan dengan menghabiskan waktu bersama dan memberikan kata-kata positif. Dukungan dari teman ini juga menjadi alasan korban bullying untuk bisa bangkit kembali.
“Teman sebaya berperan penting karena anak remaja umumnya di masa ini mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya dibandingkan dengan keluarganya. Empati dan juga kata-kata positif dari teman dapat menjadi sumber kekuatan, dan dorongan semangat dukungan untuk bangkit kembali bagi korban bullying,” jelas Veronica.
Seorang teman dapat menjadi teman mencurahkan keluh kesah yang dialami. Di sisi lain, teman juga bisa mendorong korban untuk melakukan konsultasi pada profesional. Dengan adanya teman, korban jadi lebih berani.