Belajar Dari Kasus Putra Vincent Rompies, Psikolog Ungkap Cara Cegah Anak Jadi Pelaku Bully

Rabu, 21 Februari 2024 | 12:11 WIB
Belajar Dari Kasus Putra Vincent Rompies, Psikolog Ungkap Cara Cegah Anak Jadi Pelaku Bully
Vincent Rompies (Instagram/@vincentrompies)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah anaknya terseret dalam kasus perundungan atau bullying yang terjadi di Binus School Serpong, nama Vincent Rompies hingga kini masih menjadi sorotan. Tampak akun media sosial Vincent Rompies dibanjiri komentar-komentar dari warganet akan aksi anaknya itu.

Sebagian warganet tampak membela Vincent Rompies. Hal ini karena perilaku anaknya itu terjadi karena faktor lingkungan dan pertemanan. Oleh karena itu, menurut warganet, Vincent Rompies tidak bisa disalahkan. Tidak sedikit juga, beberapa warganet justru menyalahkan pengasuhan Vincent Rompies yang dinilai kurang baik. Warganet menyebut, pengasuhan Vincent Rompies itu membuat anaknya menjadi pelaku bully.

Apalagi, orang tua dinilai memiliki peran penting dalam membentuk anak itu sendiri. Oleh sebab itu, menurut warganet pengasuhan yang dilakukan seharusnya bisa menjadi antisipasi agar anak tidak melakukan tindakan bullying kepada orang lain.

Vincent Rompies. [Instagram]
Vincent Rompies. [Instagram]

Namun, sebenarnya apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anaknya menjadi pelaku ataupun korban bullying?

Baca Juga: Usai Dibully Anak Vincent Rompies cs, Korban Disebut Nongkrong di Bar

Menjawab hal tersebut, Psikolog Klinis & Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi. mengatakan, orang tua sebenarnya dapat memiliki peran penting memantau kehidupan anak. Hal ini bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu bersama dengannya. Di saat tersebut, orang tua dapat mengetahui berbagai kegiatan anak tanpa turun langsung memantaunya.

“Memiliki waktu berkualitas dengan anak untuk beraktifitas sambil juga mengobrol bersama, mengetahui apa yang sedang dialami, seperti apa pertemanannya, dan bagaimana perkembangan jalan atau cara pikirnya saat ini terhadap isu-isu yang terjadi di sekitar dapat menjadi jendela orangtua untuk mengenal lebih dekat tentang anak,” kata Veronica saat dihubungi Suara.com, Selasa (20/2/2024).

Dengan hal ini, orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya saat ini baik dari emosi, sikap, dan lain-lain. Kondisi ini juga membantu orang tua menentukan langkah untuk pertumbuhan anak yang optimal dengan sehat, cerdas emosional, dan bertanggung jawab.

Jika anak menjadi pelaku bully

Jika anak menjadi pelaku bully, para orang tua harus meluangkan waktu pendampingan kepada anak. Orang tua dapat mengajarkan anak terhadap nilai-nilai dan sikap baik kepada anak dalam ucapan maupun perilaku.

Baca Juga: Ernest Prakasa Jadikan Nama Geng Tai Binus School Serpong Bahan Lelucon

Orang tua bisa memfokuskan agar anak mengetahui hal benar atau salah, hukum, norma, etika, serta menghargai hak asasi manusia lainnya. Tegaskan juga kalau harus bisa memiliki empati dan menghargai satu sama lain kepada anak.

Di sisi lain, jika anak menjadi pelaku bully, orang tua harus menerapkan aksi-konsekuensi. Ajarkan kepada mereka kalau hal yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus diterimanya.

“Selain itu juga menerapkan aksi - konsekuensi secara konsisten dan konsekuen juga dapat mengajarkan pada anak untuk bertanggung jawab atas keputusan, sikap dan perilaku yang dipilihnya,” jelas Veronica.

Jika anak menjadi korban

Jika anak menjadi korban orang tua harus bisa melakukan pendampingan untuk anak melakukan pemeriksaan kesehatan, tidak hanya fisik, tetapi juga mental. Anak biasanya perlu penanganan psikologis untuk atasi trauma buruk dari bullying yang dirasakannya,

“Memberikan pendampingan untuk anak serta ada dan hadir meluangkan waktu berkualitas untuk anak. membawa anak untuk mendapatkan pendampingan, pemeriksaan, dan penanganan psikologis yang tepat ke psikolog klinis,” pungkas Veronica.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI