Infografis
Suara.com - Kontestasi Pilpres 2024 antara tiga paslon tidak bisa dilepaskan dari orang-orang terdekat. Tiga capres 2024 yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo masing-masing memiliki keluarga yang memberikan dukungan penuh kepada mereka.
Baik Anies dan Ganjar mendapatkan dukungan penuh dari istri tercinta, yakni Fery Farhati dan Siti Atikoh. Sedangkan Prabowo, meski sudah bercerai dari Titiek Soeharto, nyatanya masih mendapatkan dukungan positif dari mantan istrinya.
Mengenai itu, publik pun ramai menyoroti perbandingan antara orang-orang terdekat capres tersebut, khususnya Siti Atikoh dan Titiek Soeharto.
Lantas, seperti apakah adu pendidikan Siti Atikoh vs Titiek Soeharto? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Pendidikan Siti Atikoh
![Istri dari Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti menceritakan caranya menerapkan sikap antikorupsi di lingkungan terkecilnya yaitu keluarga. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/09/28962-siti-atiqoh.jpg)
Siti Atiqoh Supriyanti lahir pada 52 tahun silam, tepatnya pada tanggal 25 November 1971 di Purbalingga, Jawa Tengah. Sama halnya seperti Ganjar Pranowo, Siti Atikoh pernah mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Ganjar. Perkenalan keduanya berawal saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Kala itu, Siti Atikoh merupakan adik tingkat dari Ganjar.
Sejak itu Atikoh dan Ganjar berpacaran sampai akhirnya memutuskan untuk menikah pada tahun 1999. Pasangan ini dikaruniai satu orang anak, Muhammad Zinedine Alam Ganjar pada 14 Desember 2001.
Atikoh kemudian melanjutkan pendidikan S2-nya di Public Policy Tokyo University pada tahun 2007.
Baca Juga: Intip 62 Aset Tanah dan Bangunan Milik Fadli Zon: Guru Politik Komeng Bak Tuan Tanah!
Atikoh sendiri lahir dari keluarga berlatar belakang islami atau pesantren. Kakek Atiqoh, KH. Hasyim Abdul Karim merupakan pendiri Pondok Pesantren Riyadus Sholihin Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah. Kakeknya juga dikenal sebagai ulama sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang terpandang.
