Profil Bu Sumarsih, Ibu Korban Penembakan Tragedi Semanggi I Jadi Trending di X

Ruth Meliana Suara.Com
Sabtu, 17 Februari 2024 | 16:40 WIB
Profil Bu Sumarsih, Ibu Korban Penembakan Tragedi Semanggi I Jadi Trending di X
Maria Catarina Sumarsih, Ibunda Almarhum Benardinus Realino Norma Irawan alias Wawan. (Suara.com/M. Yasir).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bu Sumarsih menjadi trending topic di X atau Twitter. Berdasarkan pantauan Suara.com, ibu korban penembakan tragedi Semanggi 1 itu telah diperbicarakan 16 ribu kali oleh warganet hingga Sabtu (17/2/2024) siang.

Penyebab nama Sumarsih trending tak lain karena komentar menyakitkan dari fotografer Darwis Triadi. Sebagai informasi, Bu Sumarsih selama ini selalu menuntut keadilan kepada pemerintah atas kematian anaknya.

Tuntutan itu dilakukan dengan mengkuti Aksi Kamisan yang sudah digelar 805 kali di depan Istana Negara. Aksi Kamisan sendiri diikuti oleh keluarga korban pelanggaran HAM berat oleh negara dan sejumlah aktivis maupun relawan.

Lantas, seperti apakah profil Bu Sumarsih, ibu korban penembakan Tragedi Semanggi I yang jadi trending karena komentar kontroversial Darwis Triadi? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Profil Darwis Triadi, Fotografer Senior yang Dirujak Warganet Usai Komentari Aksi Kamisan

Profil Sumarsih

Inisiator aksi Kamisan, Maria Catarina Sumarsih. [Suara.com/Stefanus Aranditio]
Inisiator aksi Kamisan, Maria Catarina Sumarsih. [Suara.com/Stefanus Aranditio]

Pemilik nama lengkap Maria Katarina Sumarsih ini memang kerap hadir di depan Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat. Ia selalu mengikuti aksi Kamisan selama 17 tahun.

Sepanjang belasan tahun itu pula, Sumarsih tak lelah memperjuangkan keadilan atas hilangnya nyawa putra tercintanya, Bernardus Realino Norma Irmawan atau yang lebih dikenal dengan Wawan.

Bu Sumarsih selalu menuntut agar Presiden Jokowi menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat, sesuai janji kampanyenya pada Pilpres 2014. Apalagi, kasus pelanggaran HAM itu sudah menewaskan anak lelaki Bu Sumarsih dalam kasus Semanggi I pada 1998.

Tak sampai di situ, Sumarsih juga menyebut Prabowo Subianto sebagai penjahat kemanusiaan. Ia juga menuding capres nomor urut 02 itu sebagai salah satu dalang kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.

Baca Juga: Profil Darwis Triadi, Fotografer Dikecam Usai Komentarnya Terkait Aksi Kamisan

Meskipun usia Sumarsih sudah menginjak 71 tahun, tetapi ia masih mengingat betul bagaimana peristiwa peluru menyasar ke dada putranya, Wawan, pada 13 November 1998.

Pada saat itu, Wawan bersama Tim Relawan terjun ke tengah aksi menjadi tim medis. Ia membantu beberapa mahasiswa yang terluka saat aksi menolak Sidang Istimewa MPR. Namun nyawanya malah melayang akibat peluru yang ditembakkan kepadanya.

Ironisnya, hingga sekarang, masih tidak diketahui siapa pembunuh Wawan, atau sosok yang melepaskan peluru panas ke dada Wawan. Hal ini membuat Sumarsih terus menuntut keadilan atas hilangnya nyawa sang buah hati.

Sumarish pun menjadi pelopor dan penggerak Aksi Kamisan di depan Istana Negara. Menurutnya, demokrasi di Indonesia dapat dikatakan berjalan dengan baik, apabila kasus pelanggaran HAM berat telah terselesaikan dengan tuntas.

Berkat perjuangan membela keadilan untuk menguak pelanggaran HAM berat, Sumarsih mendapatkan penghargaan Yap Thiam Hien Award 2004 di Museum Nasional, Jakarta.

Berdasarkan penilaian, Sumarsih dianggap layak menerima penghargaan karena menjadi sosok yang berhasil mengatasi kesedihan, dan mengubahnya menjadi kesadaran untuk terus memperjuangkan nilai kemanusiaan.

Komentar Fotografer Darwis Triadi

Fotografer senior, Darwis Triadi. [Instagram/darwis_triadi]
Fotografer senior, Darwis Triadi. [Instagram/darwis_triadi]

Nama bu Sumarsih menjadi trending di X gegara komentar menyakitkan dari fotografer Darwis Triadi. Fotografer senior Tanah Air itu malah meminta Sumarsih berhenti melakukan Aksi Kamisan.

Hal ini terlihat dalam sebuah foto berita yang memperlihatkan Sumarsih tengah beraksi untuk memperjuangkan HAM. Alih-alih memberikan dukungan, Darwis malah melontarkan komentar kontroversial.

Wes tooo, pemilu wes rampung Bu, tinggal tunggu KPU, quick count juga sudah ada. Terimo karo lapang dodo, ora usah nggawe ribut malah, ojo gelem dikongkon ngene, pun kundur mawon. (Udah lah, pemilu udah selesai bu, tinggal KPU, hasil hitung cepat juga sudah ada. Terimalah dengan lapang dada, jangan malah bikin ribut, jangan mau disuruh kaya gitu (melakukan Aksi Kamisan), sudah pulang saja,” tulis Darwis Triadi.

Sontak komentar dari Darwis Triadi itu memicu kemarahan warganet. Pasalnya, fotografer itu dinilai tidak menghargai perjuangan bu Sumarsih selama belasan tahun yang menanti keadilan bagi putranya.

Kontributor : Syifa Khoerunnisa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI