Suara.com - Prabowo Subianto dan Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto belakangan diminta rujuk oleh para pendukungnya. Terlebih usai Prabowo unggul dalam hitung cepat Pilpres 2024.
Penyebab perceraian Prabowo dan Titiek sendiri sempat menjadi misteri. Pasalnya baik Prabowo dan Titiek tak pernah buka-bukaan soal penyebab keretakan rumah tangga mereka.
Tak hanya itu, Prabowo dan Titiek juga masih menjalin hubungan baik. Titiek bahkan nyaleg melalui Partai Gerindra.
Kisah Perceraian Prabowo-Titiek
Baca Juga: Beredar Foto Prabowo Tepar di Ranjang RS, TKN Langsung Buka Suara
Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto menikah pada tahun 1983 silam. Keduanya dikaruniai seorang putra pada tahun 1984 dan disebut-sebut bercerai pada tahun 1998.
Banyak isu tentang perceraian keduanya, salah satunya persolan pandangan politik dari kedua besan.
Kala itu, Soemitro Djajahadikoesoemo dianggap mulai berseberangan dengan langkah politik ayah Titiek, Presiden Soeharto. Hubungan kedua besan disebut memanas sejak tahun 1995.
Soemitro yang sempat menjabat sebagai menteri dan pakar ekonomi dikenal memiliki sifat yang terbuka. Sikap ini yang berbanding terbalik dengan Soeharto yang otoriter.
Soemitro juga kepergok mengunjungi dan mengundang HR Darsono yang merupakan lawan politik Soeharto. Soemitro yang merupakan seorang akademisi juga seing kali melontarkan kritik taham pada pemerintahan Soeharto.
Baca Juga: Riwayat Pendidikan Velove Vexia: Artis Lulusan AS Pilih Hempas Anak Prabowo Subianto
Kritik pedas Soemitro yang membuat Soeharto panas kala itu adalah soal dugaan kebocoran 30 persen dana pembangunan. Soemitro kala itu juga merasa bahwa Soeharto dalam pemerintah semakin otoriter dan bergaya feodal bak raja.
Semakin lama Seoharto makin panas dengan berbagai kritikan Soemitro. Ia bahkan menyampaikan pesan melalui Titiek untuk disampaikan pada mertunya.
Kala itu, Soeharto menyebut priyai sepuh yang masih radikal saja. Hal itu dibalas oleh Soemitro yang menyebut bahwa dirinya sulit berubah apalagi di usia senja.
Kritikan-kritikan Soemitro terus berlanjut hingga Soeharto lengser pada 1998. Kala itu, Prabowo juga dipaksa pensiun dini dari jabatannya sebagai Pangkostrad.
Setelah reformasi, Prabowo dan Titiek dikabarkan bercerai.