Suara.com - Pernyataan Connie Bakrie telah menimbulkan beberapa waktu lalu memicu kontroversi di kalangan publik. Dalam sebuah video yang viral, perempuan dengan nama lengkap Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan prediksi bahwa Prabowo Subianto akan menjabat sebagai Presiden RI selama dua tahun, diikuti oleh Gibran yang akan melanjutkan masa jabatan presiden.
Hal ini menimbulkan rasa ingin tahu mengenai identitas Connie R Bakrie. Kontroversi ini terjadi saat Connie Rahakundini Bakrie menjadi pembicara dalam acara diskusi yang dihadiri oleh Rosan Roeslani, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto - Gibran.
Connie menyatakan bahwa jika Prabowo Subianto memenangkan Pemilu Presiden 2024, ia akan menjabat sebagai Presiden RI selama dua tahun, dan sisa masa jabatan akan diisi oleh Gibran Rakabuming Raka.
Pernyataan tersebut menarik perhatian R Haidar Alwi, seorang pengamat politik, yang menganggap bahwa Connie mencoba memicu perpecahan antara Jokowi dan Prabowo dengan mengeluarkan pernyataan yang cenderung merusak dan berbahaya.
Baca Juga: Jokowi Beri Selamat usai Paslon 02 Menang Quick Count, Reaksi Prabowo Cuma Begini
Hal itu membuat banyak orang kembali mencari tahu sosok Connie Bakrie. Lantas siapa dia?
Connie Rahakundini Bakrie, dikenal sebagai seorang ahli militer Indonesia dengan latar belakang akademik. Ia lahir di Bandung pada 3 November 1964 dari Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata dan Dr. Bakrie Arbie.
Ia mengenyam pendidikan strata pertama dari Universitas Birmingham, Inggris, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Boston, Amerika Serikat, serta gelar S3 dari Universitas Indonesia.
Selain itu, Connie juga memiliki pengalaman pendidikan di APCSS Asia Pasifik Centre for Security Studies, Hawaii, Fu Xi Kang War Academy di ROC, dan Chevening Executive Programme for Democracy and Security di Universitas Birmingham, Inggris. Ia juga pernah menjadi peneliti senior di NSS Institute of National Security Studies di Tel Aviv, Israel.
Dalam karirnya, Connie sering menjadi panduan kebijakan bagi institusi seperti DPR Komisi 1, DPRD, Kemenkopolhukam, Kemhan, Kemlu, Wantanas, Lemhanas, Wantimpres, dan BIN. Dia juga menjadi pembicara dalam pertemuan internasional seperti National Defense University di Washington D.C. dan The Delhi Dialogue Meetings, International Slocs Meetings, serta Milsatcom International Meetings di Inggris.
Baca Juga: Lanjut Ziarah ke Makam Ayahnya Sumitro Djojohadikusumo, Prabowo Masuk Kuburan Naik Vario
Connie juga terpilih sebagai salah satu dari 22 Future Leaders oleh Massachusetts Institute of Technology Batch 3. Bersama Duta Besar Hasyim Djalal dan Laksamana Kent Sondakh, ia menjadi Board of Trustee dan Presiden di Indonesia Institute For Maritime Studies (IIMS) dan Dewan Pembina di National Air Space and Power Centre of Indonesia (NAPSCI).
Karier Connie semakin gemilang saat ia diangkat sebagai Dewan Pengawas Industri Pertahanan Swasta Nasional. Selain itu, Connie juga seorang penulis buku yang dikenal lewat karyanya berjudul "Aku adalah Peluru".